Berita Karanganyar
Tradisi Muharram di Karanganyar: Sambil Lempar Apem, Warga Jatipuro Ucapkan 'Wahyu Kliyu'
Seratusan orang mengikuti upacara adat Wahyu Kliyu sebar apem di Dusun Kendal, Desa/Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (13/8/2022).
Penulis: Agus Iswadi | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Seratusan orang mengikuti upacara adat Wahyu Kliyu sebar apem di Dusun Kendal, Desa/Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (13/8/2022) malam.
Acara ini berlangsung sebelum pagelaran wayang kulit ditampilkan.
Kegiatan ini merupakan acara rutin warga yang berlangsung setiap malam 15 Muharram atau saat purnama.
Dalam upacara adat itu, sebanyak 321 orang membawa tenggok berisi 334 apem yang selanjutnya disebar di tempat yang disediakan.
Kepala Disdikbud Karanganyar Yopi Eko Jati Wibowo menyampaikan terima kasih kepada warga yang tetap melestarikan upacara adat yang kini telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud Ristek itu.
"Wahyu Kliyu ini salah satu upacara adat yang rutin difasilitasi dinas," katanya.
Baca juga: Syawalan di Karanganyar: Warga dan Pengunjung Pasar Ciplukan Mojogedang Berebut Gunungan Apem
Baca juga: Apem Cukit Ternyata Mudah Dibuat, Loh. Ini Resepnya
Baca juga: Hore! Kuota Pendaki Gunung Lawu Via Karanganyar Ditambah, Momen HUT Kemerdekaan RI
Baca juga: Pangkalan Elpiji di Karanganyar Tak Pernah Punya Stok Gas Melon, Selalu Ludes Begitu Kiriman Tiba
Dia berharap, acara budaya ini terus dilestarikan dan masyarakat sekitar semakin makmur dan sejahtera.
Kepala Desa Jatipuro Rakino menjelaskan, kata Wahyu Kliyu diambil dari kata Ya Qowiyyu yang berarti memohon kehidupan dan kekuatan.
"Ini bentuk permohonan kepada Sang Pencipta supaya dijauhkan dari bahaya atau pagebluk," ucapnya.
Dalam kegiatan itu, warga menyebar apem yang dibungkus plastik, ke tempat beralaskan daun pisang sembari mengucapkan kata Wahyu Kliyu.
Setelah disebar, apem dibagikan kepada pengunjung dan warga sekitar.
Rakino berharap, upacara adat yang telah ditetapkanya sebagai warisan budaya tak benda ini tidak hanya dapat dukungan dari pihak desa atau kabupaten tetapi juga pihak provinsi dan pemerintah pusat. (*)
Baca juga: Bupati Pemalang Terkena OTT KPK, Pengamat Politik Unsoed Purwokerto: Alasan Balik Modal Paling Kuat
Baca juga: Jemaah Haji Purbalingga Tiba di Tanah Air, Dijemput Langsung Bupati dan Wakil Bupati
Baca juga: Angin Kencang Melanda Kalongan Expo Semarang saat Kuda Lumping Mau Pentas, 8 Tenda Peserta Ambruk
Baca juga: Kemenhub Tunda Kenaikan Tarif Ojol. Hari Ini Masih Pakai Tarif Lama