Berita Kriminal

Sedihnya Driver Ojol di Semarang Ini, Tabungan Rp 65 Juta Ludes setelah Ditelepon Orang Tak Dikenal

Nasib apes dialami pengemudi ojek daring di Kota Semarang, Irwanuari Kiswanto. Berawal dari telepon orang tak dikenal, uang tabungan Rp 65 juta raib.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
ISTIMEWA/HANDOUT
Pengemudi ojek daring di Kota Semarang, Irwanuari Kiswanto, menceritakan penipuan lewat telepon menggunakan modus mendapat hadiah dari bank pemerintah, Selasa (19/4/2022). Atas kejadian tersebut, Irwan kehilangang uang tabungan Rp 65 juta. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Nasib apes dialami pengemudi ojek daring di Kota Semarang, Irwanuari Kiswanto.

Berawal dari telepon dari orang tak dikenal, pria yang akrab disapa Irwan ini kehilangan tabungan Rp 65 juta.

Modus yang digunakan penipu, mengabarkan Irwan menjadi pemenang undian berhadiah.

"Uang itu hendak saya gunakan untuk membangun rumah. Kalau ingat kejadian itu, saya kepingin nangis," ucap warga Sembungharjo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Rabu (20/4/2022).

Baca juga: Pengusaha Semarang Raih Penghargaan Successful Women Award di Ajang National Award Foundation

Baca juga: Pemkot Semarang Janji Tambah Jumlah Sekolah Swasta Gratis di 2023, Beberapa di MTs

Baca juga: Menangis karena Ditipu Penumpang, Driver Ojol Terkejut Dapat Hadiah Ini setelah Lapor ke Polisi

Baca juga: Diriver Ojek Online yang Ditipu Penumpang Purwokerto - Solo Kini Tuai Banyak Santunan dari Pejabat

Irwan mengatakan, aksi penipuan itu terjadi Selasa (19/4/2022), sekira pukul 11.44 WIB.

Saat itu, Irwan yang tengah mengantarkan penumpang dari Menoreh, Sampangan, ke Universitas Negeri Semarang (Unnes), mendapat panggilan telepon dari nomor Whatsapp 1(401)777-7910.

Penelepon mengaku dari sebuah bank terkemuka milik pemerintah.

Penelepon mengatakan, Irwan mendapatkan hadiah undian berupa TV, handphone, dan motor.

Ketika itu, ia tak terlalu menggubris karena sedang mengantarkan penumpang.

Selepas orderan ditunaikan, ia kembali dihubungi nomor tersebut.

Ia diminta mengonfirmasi lewat link yang dikirim penipu tersebut dengan alasan untuk melihat poin hadiah di bank tersebut.

"Saat itu, pikiran saya kosong, nge-blank. Saya, tiba-tiba menurut saja perintah penelepon itu," beber Irwan.

Ia lalu mengeklik tautan yang dikirim pelaku via SMS.

Selanjutnya, Irwan diminta memberitahukan kode one time pasword (OTP).

Padahal, kode OTP adalah kode verifikasi atau kata sandi sekali pakai yang dapat disalahgunakan jika diketahui orang lain.

Alhasil, uang Rp 31 juta dari ATM BRI miliknya ludes.

"Saya ikuti alur penelepon, saya seperti terhipnotis," bebernya.

Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Kamis 21 April 2022: Rp 1.035.000 Per Gram

Baca juga: Kecelakaan Karambol Terjadi di Pertigaan Singamerta Banjarnegara, Libatkan 6 Kendaraan

Baca juga: Cek Jalur Mudik, Gerbang Tol Kalikangkung dan Alas Roban Batang Jadi Perhatian Ganjar

Tak puas hanya kuras satu ATM, pelaku terus memperdaya Irwan.

Irwan diminta memberi tahu kode OTP bank lain milik Irwan dengan alasan, kode OTP bank pertama tidak bisa.

Dengan lugu, Irwan memberitahukan uang Rp 34 juta di rekening BCA-nya.

Ia pun mengirim kode OTP bank tersebut.

Alhasil, total tabungan Rp 65 juta miliknya berpindah tangan.

"Enggak tahu kenapa, saya jawab iya, iya, dan iya," ungkapnya.

Selepas itu, ia diminta menunggu sekitar 20 menit.

Namun, bukannya dapat hadiah, nomornya malah diblokir pelaku.

"Habis itu, saya baru sadar. Firasat tidak enak. Benar saja. Saya cek dua ATM itu, uangnya ludes semua," terangnya.

Selepas kejadian, Irwan langsung melapor ke pihak kepolisian.

Bukannya mendapatkan penangan serius, ia malah ditanya kenapa memiliki uang banyak.

"Saya jawab, uang itu dapat kredit KUR Rp 30 juta belum saya pakai. Sisanya, hasil nabung 7 tahun. Rencana, uang itu mau bikin rumah selepas Lebaran," tuturnya.

Irwan mengaku, selama ini, tinggal bersama orangtua.

Uang di tabungan tersebut merupakan hasil kerja sebagai pengemudi ojek daring, kerja serabutan, serta berutang dari bank untuk membangun rumah sederhana.

"Saya ngojek sudah hampir 5 tahun. Sebelumnya, kerja serabutan," terangnya.

Ia berharap, kasusnya dapat diusut tuntas.

Baginya, nilai uang yang hilang sangat besar.

"Itu uang besar sekali, apa bisa balik? Saya ingin uang itu balik. Jangan semuanya, hanya separuh tidak apa-apa," jelasnya.

Korban telah melaporkan kejadian itu ke pihak Polrestabes Semarang, Selasa (19/4/2022), pukul 15.30 WIB.

Wartawan berupaya menghubungi Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan.

Namun, hingga berita ini ditulis, upaya konfirmasi belum direspon. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved