Sepak Bola
Cristiano Ronaldo Berduka, Satu di Antara Anak Kembarnya yang Baru Lahir Meninggal
Kabar duka disampaikan bintang Manchester United Cristiano Ronaldo. Lewat akun Instagramnya, Ronaldo mengungkapkan kematian satu anak kembarnya.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Kabar duka disampaikan bintang Manchester United Cristiano Ronaldo. Lewat akun Instagramnya, Ronaldo mengungkapkan kematian satu di antara anak kembarnya yang baru saja lahir.
Menurut Ronaldo, buah hatinya yang berjenis kelamin laki-laki, tidak bertahan selama proses persalinan. Sementara, bayi perempuannya, selamat.
Ronaldo tidak mengungkap secara detail penyebab kematian buah hatinya dengan Georgina RodrÃguez itu.
Ronaldo hanya meminta privasi dalam menghadapi momen duka tersebut bersama keluarganya.
Oktober lalu, Cristiano Ronaldo dan Georgina Rodriguez menyampaikan tengah menanti kelahiran anak kembar.
Baca juga: Pindah ke Manchester United, Ronaldo Bakal Geser Bruno Fernandes sebagai Eksekutor Tendangan Pinalti
Baca juga: Edinson Cavani Ngalah, Cristiano Ronaldo Kembali Pakai Nomor Punggung 7 di Manchester United
Sebelumnya, mereka sudah memiliki empat orang anak, dua di antaranya kembar, berjenis kelamin perempuan.
Tak disangka, kehadiran buah hati mereka yang terakhir harus diiringi dengan kabar duka bagi pemain bintang ini.
Kehamilan kembar, seperti yang dijalani Georgina Rodriguez, kekasih Cristiano Ronaldo, memang memiliki sejumlah risiko, baik bagi ibu maupun bayi.
Beberapa di antaranya, termasuk persalinan prematur, komplikasi, atau kematian janin, yang menjadi momok banyak orangtua.
Ibu yang mengandung janin kembar kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan seperti hipertensi, preeklamsia, dan diabetes gestasional.
Sejumlah kondisi tersebut membuat ibu yang hamil kembar membutuhkan penanganan khusus agar kesehatannya terjaga.
Sementara itu, kehamilan kembar juga membawa risiko kematian yang lebih tinggi pada janin.
Dikutip dari Very Well Family, kehamilan kembar memiliki tingkat keguguran yang lebih tinggi.
Dalam banyak kasus, salah satu janin mungkin gugur atau 'menghilang' begitu saja dari dalam kandungan.
Kondisi ini disebut sebagai sindrom kembar menghilang atau vanishing twin syndrome.
Bayi kembat juga berisiko mengalami ketidaksesuaian pertumbuhan intrauterin ketika salah satunya mengalami pertumbuhan yang secara signifikan lebih lambat dari yang lain.
Pada kehamilan kembar identik yang berbagi satu plasenta, ini bisa menjadi tanda Twin to Twin Syndrome (TTTS), ketika salah satu janin mengambil aliran darah jauh lebih banyak dari seharusnya.
Kondisi TTTS ini terjadi pada 10 persen kehamilan kembar satu plasenta, yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan gagal jantung atau kehamatian pada bayi.
Bayi kembar juga cenderung memiliki berat badan lahir rendah dan berisiko mengalami penyakit kuning, bahkan meski lahir tepat waktu.
Baca juga: Dream Theater Bakal Manggung di Solo Agustus 2022, Wali Kota Gibran Berharap Bisa Pulihkan Ekonomi
Baca juga: BPOM Temukan Ikan Berformalin di Pasar Bitingan Kudus
Baca juga: Kunci Masih Tergantung, Dua Motor Milik Warga Larangan Purbalingga Dibawa Kabur Pencuri
Baca juga: Orang Kepercayaan Budhi Sarwono Sering Ikut Bahas Anggaran, Sekda Banjarnegara: Atas Dawuh Bupati
Penelitian Universitas Cambridge di Inggris juga menyebutkan, anak kembar yang lahir belakangan memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan saudaranya yang lebih dulu lahir.
Risiko ini dialami selama atau sesaat dilahirkan melalui persalinan pervaginam.
Analisis terhadap hampir 1.400 kelahiran kembar menemukan, bayi kedua meninggal lebih sering karena komplikasi seperti kelahiran sungsang dan pelepasan prematur tali pusar.
Oleh sebab itu, persalinan lewat operasi caesar seringkali direkomendasikan untuk menekan risiko kematian perinatal. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duka Cristiano Ronaldo, Kenali Resiko Kematian pada Bayi Kembar".