Berita Pati

Warga Trangkil Pati Resah Wacana Pembangunan Pabrik, DPRD Pertanyakan Perubahan Lahan Hijau Jadi KPI

Sekelompok warga dari Kecamatan Trangkil kembali mendatangi Gedung DPRD Pati, Selasa (22/3/2022). Mereka beraudiensi terkait wacana pendirian pabrik.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Warga dari Kecamatan Trangkil mendatangi Gedung DPRD Pati untuk beraudiensi terkait wacana pendirian pabrik di wilayah mereka, Selasa (22/3/2022). 

"Kami, tahapannya, seperti itu. Negosiasi dengan pemilik lahan, apabila terjadi kesepakatan jual beli, kami baru akan sosialisasi."

"Kami tetap akan kolaborasi dengan semua pihak setelah kami pastikan ada investasi di sini," ujar dia.

Di akhir penjelasannya, Sugito mempersilakan warga peserta audiensi untuk menyimpan nomor ponsel pribadinya jika ingin berkomunikasi lebih lanjut.

Dewan Pertanyakan Wilayah KPI di Trangkil

Sementara, Ketua DPRD Pati Ali Badrudin meminta PT HWI untuk sementara tidak meneruskan upaya pendirian pabrik di wilayah Kecamatan Trangkil.

Pihaknya akan lebih dulu menyelidiki adanya lahan lebih dari seribu hektare di wilayah Kecamatan Trangkil yang berstatus KPI.

"KPI di Trangkil tiba-tiba ada 1.036 hektare kami juga terkejut. Karena, di dalam pembahasan pansus dulu, yang diketuai Pak Teguh Bandang Waluyo, kami tidak dilapori kalau ada perubahan lahan produktif ke lahan peruntukan industri seluas itu," ungkap Ali.

Dia khawatir, lahan produktif pertanian akan berkurang drastis apabila di satu kecamatan terdapat hingga seribu hektare KPI.

"Kan masih banyak lahan di Pati yang tidak produktif, bisa untuk industri. Tujuan buat peraturan kan untuk yang lebih baik, jangan menghapus yang baik," tutur dia.

Tanggapan Bupati Haryanto

Diwawancarai di Ruang Joyokusumo Sekretariat Daerah Kabupaten Pati, Rabu (23/3/2022), Bupati Haryanto mengatakan, rencana PT HWI membangun pabrik di Trangkil baru wacana.

"Ada orang yang berupaya membeli tanah di sana, kan saya tidak ada keterkaitan di sana. Keterkaitan ada, kalau dalam rangka perizinan. Karena pemerintah punya kewajiban beri kemudahan perizinan, juga infrastruktur, barangkali kalau belum baik, itu kewajiban Pemda. Karena di situ akan membuka peluang kerja," kata Haryanto.

Ia menegaskan, jika ada investor masuk ke Pati, tidak ada tendensi buruk.

"Kenapa di Pati banyak investasi? Karena pelayanan mudah, ramah. Selama ini, ada beberapa investor masuk, dibanding daerah lain bilangnya seperti itu. Jadi tidak ada tendensi apa-apa," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved