Gunung Semeru Erupsi

10.400 Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru Masih Mengungsi, Posko Masih Siapkan Lokasi Relokasi

Hingga Senin (20/12/2021) pukul 18.00 WIB, sebanyak 10.400 warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, masih mengungsi.

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DOK HUMAS POLRES PURBALINGGA
Anggota Polres Purbalingga memainkan wayang lalu lintas untuk menghibur anak-anak di lokasi pengungsian erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (11/12/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, LUMAJANG – Hingga Senin (20/12/2021) pukul 18.00 WIB, sebanyak 10.400 warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, masih mengungsi.

Mereka tersebar di 406 titik pengungsian di tiga kecamatan di wilayah tersebut.

Data tersebut merupakan hasil pemutakhiran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, titik pengungsian masih terpusat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Candipuro, Pasirian, dan Pronojiwo.

Di Kecamatan Candipuro, ada 21 titik pengungsian dengan jumlah 4.645 pengungsi.

Baca juga: Polisi Berhasil Identifikasi 28 Jenazah Korban Erupsi Gunung Semeru, Sudah Diserahkan ke Keluarga

Baca juga: Mobil Operasional SAR UNS Solo Rusak Parah Deterjang Lahar Semeru, Sempat Selamatkan 2 Warga

Baca juga: Warga Binaan Rutan Solo Ngamen dan Jual Kaus Sablo, Galang Donasi untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Baca juga: Wayang Lalu Lintas Polres Purbalingga Pentas di Pengungsian, Hibur Anak-anak Korban Erupsi Semeru

Sementara, di Kecamatan Pasirian, ada 17 titik pengungsian dengan 1.732 pengungsi.

Terakhir, di Kecamatan Pronojiwo, terdapat empat titik pengungsian yang menampung 1.077 pengungsi.

"Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru terus memutakhirkan data warga mengungsi," kata Muhari dikutip dari Kompas.com, Selasa (21/12/2021).

Menurut dia, selain terpusat di tiga kecamatan itu, sebaran titik pengungsian lain juga ada Kecamatan Sumbersuko, Pasrujambe, dan Lumajang.

Sedangkan di luar Kabupaten Lumajang, titik pengungsian yang teridentifikasi sebanyak sembilan titik di Kabupaten Malang yang menampung 341 orang.

Lalu, satu titik pengungsian di Kabupaten Blitar dengan total 20 pengungsi, satu titik di Kabupaten Probolinggo yang menampung 11 pengungsi, dan tiga titik di Kabupaten Jember dengan total 13 pengungsi.

Memasuki pekan ketiga, posko masih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar para warga di titik-titik pengungsian, semisal makanan, kesehatan, dan pendidikan.

Selain itu, posko secara pararel melakukan pembersihan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi relokasi di Desa Sumber Mujur.

Pembersihan tersebut sudah mencapai 17 persen.

Data sementara, kata dia, total rumah rusak akibat letusan Gunung Semeru mencapai 1.027 unit.

Rinciannya, rumah rusak berat 505 unit di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Kemudian, 437 rumah rusak berat dan 58 rusak ringan di Desa Supituriang, Kecamatan Pronojiwo.

Sedangkan jumlah warga meninggal dunia tercatat sebanyak 50 jiwa.

Baca juga: Hore! Biaya Transfer Antar-Bank Turun Jadi Rp 2.500 Per Transaksi, Berlaku Mulai Hari Ini

Baca juga: Selebgram TE Dijual Muncikari Rp 25 Juta di Kota Semarang, Layani Pelanggan Kalangan Atas

Baca juga: Dikabarkan Bakal Hengkang dari PSIS Semarang, Ini Kata Hari Nur Yulianto dan Fandi Eko

Baca juga: Penumpang Berusaha Buka Pintu Darurat, Pesawat Citilink Rute Jakarta-Blora Batal Terbang

Jumlah itu bertambah satu orang setelah satu warga yang mengalami luka berat dikonfirmasi meninggal.

Selain itu, petugas SAR gabungan mengumpulkan lima potongan tubuh dari lokasi terdampak.

Status Level 3 Siaga

Di samping itu, aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih terus terjadi.

Pos Pengamatan Gunung api memantau adanya satu kali awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur 3.000 meter arah Besuk Kobokan.

Kemudian, satu kali APG dengan jarak luncur 200 meter arah Curah Kobokan.

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih berstatus level III atau siaga sejak dinaikkan pada 16 Desember 2021.

Dengan kenaikan aktivitas vukanik itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan beberapa rekomendasi.

Pertama, tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak atau pusat erupsi.

Di luar jarak tersebut, masyarakat dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

Sebab berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kedua, tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu.

Selain itu, mewaspadai potensi APG guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

Terutama, sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Korban Letusan Gunung Semeru: 50 Orang Meninggal, 10.400 Warga Mengungsi".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved