Berita Semarang

Mahasiswa, Kamu Harus Sudah Divaksin Lengkap Kalau Ingin Ikut PTM Kampus di Kota Semarang!

Dinkes Kota Semarang mewajibkan mahasiswa yang hendak mengikuti PTM di kampus di Kota Lunpia telah mendapatkan vaksin Covid-19 secara lengkap.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moh Abdul Hakam saat ditemui di Kota Semarang, Sabtu (4/12/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mewajibkan mahasiswa yang hendak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di kampus di Kota Lunpia sudah mendapatkan vaksin Covid-19 lengkap atau dua kali.

Kepala Dinkes Kota Semarang Moh Abdul Hakam mengatakan, kebijakan ini telah disepakati dengan akademisi.

Dinkes Kota Semarang pun akan menyiapkan vaksinasi dosis kedua bagi mahasiswa yang baru mendapat vaksinasi dosis pertama.

Fasilitas ini disediakan di puskesmas atau sentra vaksinasi Tentrem Mall, tanpa harus menunjukan surat domisili.

"Langsung saja menuju puskesmas yang dekat tempat tinggalnya," ujar Hakam, Minggu (5/12/2021).

Baca juga: Begini Rencana Acara dan Persiapan Pengelola Wisata Semarang Jelang Libur Natal dan Tahun Baru

Baca juga: Ketua PMI Kota Semarang: Relawan Tak Cuma Mau Terjun Lapangan, Tapi Punya Beberapa Syarat Wajib Ini

Baca juga: Aplikasi Pendeteksi Stress Karya Mahasiswa Undip Semarang Diluncurkan 2022, Sudah Dipesan Halodoc

Baca juga: Protes Tak Dapat Lapak di Pasar Johar, Pedagang Kirim Karangan Bunga ke Disdag Kota Semarang

Menurutnya, banyak perguruan tinggi di Kota Semarang yang mulai melakukan PTM.

Ini menjadi perhatian Dinkes Kota Semarang dalam rangka mengantisipasi terjadinya penularan Covid-19 di kampus.

Pasalnya, cukup banyak mahasiswa yang berasal dari luar kota.

Selain mewajibkan vaksinasi, Dinkes Kota Semarang juga bakal melakukan random sampling deteksi dini Covid-19 di perguruan tinggi yang sudah mulai menerapkan PTM.

Tak hanya menyasar mahasiswa, pihaknya juga terus mengejar vaksinasi pelajar.

Dinkes mulai mengejar vaksinasi anak SD kelas 5 atau kelas 6 yang usianya sudah memasuki 12 tahun 1 hari.

Menurut Hakam, jumlah siswa yang baru memasuki usia 12 tahun cukup banyak.

Dia meminta puskesmas terus mengejar vaksinasi pelajar usia 12 tahun ini.

Begitu pula pelajar SMP dan SMA yang masuk penyintas.

"Harapannya, dalam satu bulan ini sudah selesai. Tahun depan, kami lakukan penjadwalan kepada anak usia 6-11 tahun kalau juknis dari Kemenkes sudah keluar," sambungnya.

Di sisi lain, Hakam menambahkan, Dinkes tidak mengendorkan vaksinasi di wilayah-wilayah yang capaiannya masih rendah. Petugas puskesmas masih melakukan door to door.

Pihaknya melakukan pendekatan melalui tokoh agama dan masyarakat.

Baca juga: Bus Trans Banyumas Resmi Layani Warga, Gratis Selama Sebulan

Baca juga: BPBD Lumajang Akui Tak Ada Alat Deteksi Dini Letusan Semeru, Warga Malah Tonton Erupsi dari Sungai

Baca juga: Terbangun dari Tidur, Warga Bobotsari Purbalingga Kaget Lihat Dinding Rumah Sudah Terbakar

Baca juga: Tersesat, Pendaki Gunung Merbabu Asal Ukraina Ditemukan Tanpa Logistik

Tim promoter kesehatan dan lintas sektor melakukan edukasi terlebih dahulu di wilayah yang capaiannya masih rendah. Kemudian, disusul tim vaksinasi.

"Sudah tidak ada kecamatan yang capaiannya di bawah 70 persen. Cuma, masih ada beberapa kelurahan yang masih kurang dari 70 persen. Kami minta puskesmas mengejar itu," ujarnya.

Hakam mendorong setiap puskesmas berkreasi dalam melakukan program vaksinasi.

Ada yang melakukan vaksiansi di pasar tradisional, tempat-tempat-tempar umum, bahkan kerjasama di acara musik.

Petugas harus memastikan bahwa masyarakat yang berkumpul sudah divaksinasi. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved