Piala Thomas 2021
Tak Sempurna! Tak Ada Merah Putih saat Perayaan Rampungnya Puasa 19 Tahun Juara Piala Thomas
Puasa tim Indonesia akan gelar juara Piala Thomas, selama 19 tahun, akhirnya selesai.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Puasa tim Indonesia akan gelar juara Piala Thomas, selama 19 tahun, akhirnya selesai.
Minggu (17/10/2021) malam, tim Indonesia berhasil memboyong piala tersebut setelah mengalahkan China di partai final yang berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, dengan skor 3-0.
Dalam kejuaraan bulu tangkis beregu putra itu, keunggulan Indonesia dibuka tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting yang mengalahkan Lu Guang Zu.
Ginting meraih kemenangan lewat tiga gim dengan skor 18-21, 21-14, dan 21-16.
Keberhasilan Ginting dilanjutkan ganda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang turun sebagai ganda putra pertama pada final tadi malam.
Fajar/Rian yang berhadapan dengan He Ji Ting/Zhou Hao Dong menang straight game alias dua gim langsung dengan skor 21-12 dan 21-19.
Sementara, di partai ketiga, Jonatan Christie mampu menuntaskan kemenangan Indonesia setelah bertarung selama 1 jam 22 menit melawan Li Shi Feng.
Peraih medali emas Asian Games 2018 itu menang dengan skor 21-14, 18-21, dan 21-13.
Baca juga: Selamat! Tim Indonesia Bawa Pulang Piala Thomas setelah Taklukkan China 3-0
Baca juga: Pisah Sementara dari Marcus, Kevin Berpasangan dengan Daniel Maju di Final Piala Thomas Hari Ini
Baca juga: Lima Pebulu Tangkis PB Djarum Kudus Perkuat Skuad Thomas Cup Indonesia, Ini Harapannya
Sayang, kebahagiaan ini tak sempurna lantaran saat seremoni juara, tak ada pengibaran bendera Merah Putih bersamaan dengan kumandang lagu Indonesia Raya.
Sebagai ganti, bendera logo Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang nampak di layar monitor di belakang para pemain dan official yang berdiri di podium juara.
Alasan tidak bisa dikibarkannya bendera Merah Putih karena Indonesia sedang dalam masa hukuman dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
WADA menilai, Indonesia tidak mematuhi prosedur antidoping dalam hal ini adalah program test doping plan (TDP).
Dampak dari sanksi tersebut adalah dilarangnya bendera Merah Putih berkibar di ajang internasional.
Selain itu, hukuman WADA juga membuat Indonesia tak bisa menjadi tuan rumah event olahraga.
Ketua Bidang Luar Negeri PBSI Bambang Roedyanto mengatakan bahwa bendera dengan logo PBSI hanya dipakai pada single event.
Apabila pebulu tangkis Indonesia menjadi juara di ajang multievent seperti SEA Games dan Asian Games, bendera Komite Olimpiade Indonesia yang akan menemani para atlet di podium.
"Bendera NOC (National Olympic Committee) dipakai saat SEA Games, Asian Games. Selain kejuaraan itu, pakai bendera asosiasi," tutur Bambang Roedyanto kepada Kompas.com, Minggu (17/10/2021).
Bambang Roedyanto juga menjelaskan perihal sanksi yang tak mengizinkan Indonesia menjadi tuan rumah event olahraga.
"Kita tidak bisa bidding tuan rumah Kejuaraan Dunia, Asian Games, SEA Games, Kejuaraan Dunia Junior, Piala Thomas dan Uber, dan Piala Sudirman," kata Bambang Roedyanto.
Sanksi WADA ini juga sudah diketahui oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali.
Zainudin Amali mengungkapkan, hukuman WADA tersebut muncul sebab Indonesia tidak bisa memenuhi sampel uji doping 2020 dan 2021.
Baca juga: Harga Telur Anjlok dan Subsidi Pakan Tak Kunjung Datang, Peternak di Kendal: Janji Pemerintah Zonk
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Senin 18 Oktober 2021: Rp 1.837.000 Per 2 Gram
Baca juga: Cuaca Purbalingga Hari Ini, Senin 18 Oktober 2021: Siang Diperkirakan Hujan, Suhu 30 Derajat Celcius
Baca juga: Cuaca Purwokerto Hari Ini, Senin 18 Oktober 2021: Diperkirakan Hujan, Siang hingga Malam
Hal itu disebabkan terhentinya kegiatan olahraga di Indonesia karena pandemi virus corona.
"Benar bahwa kami mendapat surat dari WADA (pada bulan Septmber) dan dianggap tidak patuh. Namun, sesuai apa yang sudah disampaikan WADA dalam suratnya, kami punya waktu untuk mengklarifikasi. Jadi tenggat waktunya kira-kira 21 hari," kata Menpora Zainudin Amali dalam konferensi pers virtual pada Jumat (8/10/2021).
"Akan tetapi, kami gerak cepat. Hari ini kami langsung koordinasi dengan LADI untuk menanyakan di mana posisi kami sampai dikatakan tidak patuh. Ternyata ini lebih kepada pengiriman sampel. Jadi non-comply (tidak patuh) karena pengiriman sampel kami."
"Pada 2020 kami merencanakan akan memberikan sampel. Namun, tidak menyangka pada bulan Maret 2020 ada pandemi dan itu sampai sekarang sehingga tidak ada kegitan olahraga yang bisa kita jadikan sampel untuk antidoping. Ini yang menyebabkan tidak terpenuhi sampel tersebut," ucap Menpora.
Zainudin Amali sudah mengirimkan surat klarifikasi terkait sanksi tersebut dan telah mendapatkan respons dari WADA.
Zainudin mengatakan bahwa WADA memahami kondisi olahraga di Tanah Air yang sempat terhenti karena pandemi virus corona. Selain itu, Zainudin juga mengungkapkan bahwa WADA bersedia menunggu sampel uji doping di PON Papua sehingga batas minimal test doping plan (TDP) Indonesia dapat terpenuhi.
Sampel tersebut nantinya akan diawasai melalui Agensi Antidoping Jepang yang sudah terakreditasi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Indonesia Juara Piala Thomas 2020 Tanpa Bendera Merah Putih...".