Berita Solo

Terdampak Pandemi Covid, Dalang dari Boyolali Nglurug ke Solo. Tawarkan Wayang untuk Beli Beras

Sejumlah dalang asal Boyolali datang ke Solo dengan tujuan menjual wayang yang selama ini dimainkan dalam pagelaran wayang kulit, Sabtu (21/8/2021).

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/MUHAMMAD SHOLEKAN
Dalang asal Boyolali, Larso, menawarkan tokoh wayang Sengkuni di Pasar Klithikan Notoharjo, Solo, Sabtu (21/8/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO - Sejumlah dalang asal Boyolali datang ke Solo dengan tujuan menjual wayang yang selama ini dimainkan dalam pagelaran wayang kulit, Sabtu (21/8/2021).

Para dalang itu adalah Ki Subarno, Ki Joko Sunarno, dan Ki Joko Sartono.

Bahkan, mereka juga mengajak seorang dalang asal Yogyakarta, yakni Ki Bambang Wiji Nugroho, yang merupakan adik almarhum dalang kondang Ki Seno Nugroho.

Ki Bambang Wiji mengatakan, para dalang tersebut terpaksa menjual wayang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Hal itu lantaran adanya penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membuat mereka tidak bisa pentas.

Baca juga: Nganggur Hampir 2 Tahun, Seniman Campursari Ini Jalan Kaki 13 Km Temui Bupati Kebumen

Baca juga: Pemkab Kebumen Izinkan Lagi Pagelaran Wayang dan Seni, Seniman Tandatangani Komitmen Prokes

Baca juga: Pengganti KGPAA Mangkunegara IX Belum Diputuskan, Tunggu setelah 100 Hari

Baca juga: Cara Eks Napiter Solo Raya Tunjukkan Cinta di HUT Indonesia, Kibarkan Merah Putih di Bukit Sepikul

Ki Bambang Wiji menyampaikan, para dalang ini, selama dua tahun terakhir, tidak mendapat izin pentas.

"Karena kami, seniman-seniman, sudah 2 tahun ini tidak mendapatkan izin untuk pentas. Sedangkan kami mau usaha lain sudah sangat sulit," ucapnya saat ditemui di Jalan Basuki Rahmat Solo, Sabtu.

Menurutnya, alih profesi bagi seorang dalang, semisal berdagang atau menjadi wirausaha, sangat sulit.

Karena itu, dengan terpaksa, dia bersama dalang lain menjual wayang.

"Terpaksa, kami haru menjual wayang atau apapun yang bisa kami jual untuk menyambung hidup. Karena memang sangat sulit untuk saat ini," ungkapnya.

Sebelumnya, mereka mendatangi Pasar Triwindu namun karena tak mendapatkan izin, akhirnya pindah ke Pasar Klithikan Notoharjo.

Baca juga: Menang Tipis 1-0 dari Sulut United di Laga Uji Coba, PSIS Semarang Rasakan Atmosfir Pertandingan

Baca juga: Tempat Karaoke Gambilangu Kendal Masih Beroperasi saat PPKM, Tamu dan Pemandu Lagu Dites Antigen

Baca juga: Semarang Zoo Andalkan Simpanan untuk Biaya Pakan Satwa Koleksi, Sebulan Capai 180 Juta

Baca juga: Truk Bermuatan Kaca dan Kayu Tabrakan di Jalur Kertek Wonosobo, Gapura Desa Ikut Hancur

Di Pasar Klithikan, mereka berkeliling menyusuri ruko untuk menawarkan wayang.

Salah satu yang ikut rombongan, Lorsa, mengungkapkan, dirinya diberi wayang oleh dalang Wartoyo.

"Ini saya dikasih wayang oleh dalang wartoyo. Berhubung gak bisa makai, saya jual untuk beli beras," jelasnya.

Dia menawarkan tokoh wayang kulit Sengkuni dengan harga Rp 500 ribu kepada pengunjung maupun pedagang di Pasar Klithikan.

"Mangga, limangatus (Rp 500 ribu, red), mangga seng kerso. Limangatus, mangga," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved