Berita Banjarnegara Hari Ini
Tiap Sore Hari Seluruh Ruang Disemprot Disinfektan, Prokes SMPN 2 Punggelan Banjarnegara Selama PTM
Selepas siswa pulang, setiap hari, pihak sekolah menyemprot seluruh kelas atau tempat yang biasa disentuh menggunakan disinfektan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Seluruh sekolah setingkat SD dan SMP di Kabupaten Banjarnegara telah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Kebijakan ini tentunya dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Guru SMP Negeri 2 Punggelan, Nurrohman mengatakan, karena digelar masih di masa pandemi, pihaknya memerhatikan betul protokol kesehatan.
Selepas siswa pulang, setiap hari, pihak sekolah menyemprot seluruh kelas atau tempat- tempat yang biasa disentuh siswa maupun guru menggunakan disinfektan.
Baca juga: Bupati Banjarnegara Lantik 57 Pejabat Struktural, Budhi Sarwono: Bagian Penyederhanaan Struktur
Baca juga: Sejak Awal Juni di Banjarnegara, Semua SD dan SMP Mulai Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka
Baca juga: Keanggotaan Komunitas Sarsipol Bertambah, Politeknik Banjarnegara Ikut Gabung
Baca juga: Guru dan Tenaga Pendidikan Mulai Disuntik Vaksin, Jelang Penerapan PTM di Banjarnegara
"Biasanya dilakukan sore hari setelah siswa pulang."
"Penjaga menyemprot setiap kelas," kata Nurrohman kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (5/6/2021).
Penyemprotan disinfektan ini untuk mematikan kuman tak terlihat yang mungkin menempel di benda-benda di lingkungan sekolah.
Ini bagian dari upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Dengan cara itu, diharapkan lingkungan sekolah steril dari bakteri atau kuman yang bisa mendatangkan penyakit bagi tubuh manusia.
Sarana pendukung protokol kesehatan semisal alat penyemprot, disinfektan, hand sanitizer, hingga alat cuci tangan diadakan oleh pihak sekolah.
Nurrohman mengatakan, selain penyemprotan disinfektan, protokol kesehatan harus dipatuhi warga sekolah.
Semisal mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak melalui pembatasan jumlah siswa yang masuk kelas.
Siswa yang suhunya di atas normal ketika dites menggunakan pengukur suhu akan dirujuk ke Puskesmas untuk menjalani perawatan.
"Biasanya kerja sama pihak sekolah dengan Puskesmas," katanya.
Sebagai guru, Nurrohman pun menyambut positif pemberlakuan PTM di SD dan SMP.
Menurut dia, dengan pembelajaran tatap muka, guru justru bisa mengontrol para siswanya agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
Ini berbeda ketika para siswa belajar di rumah, dimana guru tidak bisa memonitor aktivitas para siswanya.
Para siswa yang bermain dan mengabaikan prokes di luar selama PTM belum diterapkan tidak akan terpantau oleh guru.
Ini tentu juga berisiko bagi penularan Covid-19. (Khoirul Muzakki)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Pemohon Kartu Kuning Terus Meningkat di Karanganyar, Pengaruh Pendaftaran CPNS dan PPPK
Baca juga: Kedua Kalinya Calon Jemaah Haji Asal Karanganyar Ini Batal Berangkat, Gunawan: Bagian dari Ibadah
Baca juga: Kebijakan Bupati Kebumen: Sekolah Wilayah Zona Hijau Boleh Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Baca juga: Mohon Maaf, Sementara Waktu Keluarga Tidak Bisa Membesuk Tahanan Polres Kebumen