Berita Banjarnegara Hari Ini

Kisah Guru SD IT AL Ihsan Banjarnegara Juara Menulis 'Surat untuk Kartini' di Jepang

Dikutip dari laman resmi Facebook KJRI Osaka, Pengumuman pemenang lomba menulis "Surat untuk Kartini" dirilis 31 Mei 2021.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
ISTIMEWA
Dwi Fatmawati, guru SD IT AL Ihsan Banjarnegara yang sedang menempuh pendidikan di Negeri Sakura, Jepang.  

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Dwi Fatmawati, guru SD IT AL Ihsan Banjarnegara mengukir prestasi di Negeri Sakura, Jepang

Dia menyabet Juara I Lomba Menulis Surat untuk Kartini 2021 yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka di Jepang, diikuti kalangan mahasiswa dan umum.

Dikutip dari laman resmi Facebook KJRI Osaka, Pengumuman pemenang lomba menulis "Surat untuk Kartini" dirilis 31 Mei 2021.

Tim penilai telah memilih 3 karya "Surat untuk Kartini" terbaik. 

Dwi Fatmawati sebagai juara pertama, disusul kemudian Gusri Zepman, dan Zaini. 

Baca juga: Tiap Sore Hari Seluruh Ruang Disemprot Disinfektan, Prokes SMPN 2 Punggelan Banjarnegara Selama PTM

Baca juga: Guru dan Tenaga Pendidikan Mulai Disuntik Vaksin, Jelang Penerapan PTM di Banjarnegara

Baca juga: Sejak Awal Juni di Banjarnegara, Semua SD dan SMP Mulai Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka

Baca juga: Bupati Banjarnegara Lantik 57 Pejabat Struktural, Budhi Sarwono: Bagian Penyederhanaan Struktur

"Ini prestasi di luar kampus pertama yang saya raih di balik kesibukan menyelesaikan studi S2 di Jepang," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (5/6/2021). 

Dwi Fatmawati tercatat sebagai guru SD IT Al Ihsan Banjarnegara di Desa Tapen. 

Dia saat ini sedang menjalani tugas belajar S2 di Graduate School of Humanities and Social Sciences, Hiroshima University di Jepang

Alumnus SMA Negeri 1 Wanadadi itu merupakan sarjana Pendidikan Bimbingan Konseling jebolan FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Pada 2017, Dwi juga pernah mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Indonesia ke Negeri Oshin.

Di Jepang, Dwi tengah menyelesaikan tesis S2 mengenai persepsi orangtua terhadap pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.

Dia mengambil penelitian di dua sekolah di Banjarnegara yakni SLB Negeri 1 Banjarnegara dan SLB Negeri 1 Mandiraja. 

Studi S2 Dwi ditempuh menggunakan sponsor beasiswa JASSO dari Kementerian Pendididikan Jepang dan Yahata Memorial Fund Foundation di kota Hiroshima. 

Menariknya, di desanya yang jauh dari kota, ia bukan satu-satunya warga yang menempuh pendidikan di luar negeri. 

Selepas lulus pada Oktober 2021, Dwi akan menambah deretan sumber daya manusia (SDM) bertitel S2 dan S3 jebolan luar negeri dari Desa Tapen. 

Hingga kini, setidaknya ada 8 lulusan S2 dan S3 Hiroshima University asal Desa Tapen, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara

Meski lulus dari perguruan tinggi ternama di Jepang, mereka ternyata memilih kembali mengabdi di tanah kelahiran. 

Mereka sehari-hari rata-rata berprofesi sebagai pendidik di SD IT Al Ihsan Banjarnegara, guru SMP, guru SMK, dosen, hingga staf kantor Facebook di Thailand. 

Demikian halnya Dwi.

Pengalaman pendidikan di Jepang yang diraihnya akan ia bawa pulang ke kampung halaman.

Ia ingin kembali mengabdi untuk kota kelahirannya sebagai seorang guru. 

"Setelah selesai wisuda nanti, saya akan langsung pulang ke Indonesia."

"Kembali membangun desa menjadi seorang guru," katanya. (Khoirul Muzakki)

Baca juga: Warga Dusun Paponan Temanggung Belum Percaya, Orangtua Aisyah Tega Bunuh Anaknya, Ini Kata Mereka

Baca juga: Kronologi Ruwatan Berujung Kematian di Bejen Temanggung, Dukun Sebut Anak Marsidi Titisan Genderuwo

Baca juga: Belum Diresmikan, Jalan Lingkar Brebes-Tegal Mulai Dipadati PKL dan Anak Nongkrong

Baca juga: Jalan Lingkar Brebes-Tegal Telah Selesai, Dibangun di Atas Struktur Rawa, Panjangnya 17,4 Kilometer

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved