Berita Banyumas Hari Ini
Terjadi di Banyumas, Warga Geruduk Balai Desa Beji, Emosi Memuncak Karena Kades Terkesan Menghindar
Warga Grumbul Beji Lor di Banyumas mendatangi Kantor Balai Desa Beji karena protes lantaran kesulitan mendapat air bersih di wilayahnya.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Puluhan warga Dusun Grumbul Beji Lor, Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas menggeruduk kantor balai desa setempat, Rabu (2/6/2021).
Mereka mendatangi Kantor Balai Desa Beji karena protes lantaran kesulitan mendapat air bersih di wilayahnya.
Warga setempat, Nur Fuad menjelaskan, kondisi tersebut sudah kritis dan dialami warga setempat sejak lama.
Apalagi 80 persen kebutuhan air digunakan oleh warga untuk konsumsi.
Bahkan sudah dari awal adanya Pamsimas, kondisi air yang mengalir sudah keruh.
Baca juga: Curi Tanaman Hias Jenis Kresna Black dan Hot Lady, Tiga Pemuda di Banyumas Diciduk Polisi
Baca juga: Pelarian Warga Kembaran Banyumas Berakhir, Ditangkap Polisi setelah Buron 8 Bulan Curi Ponsel
Baca juga: Tiba-tiba Banjir Datang, Triyono Terseret Arus saat Mancing di Sungai Logawa Banyumas
Baca juga: Tahanan di Mapolresta Banyumas Jalani Swab Antigen Covid-19, 8 Orang Dinyatakan Negatif
"Kami sudah mencoba berulang kali audiensi dengan Kades, namun kami tidak pernah ditemui sama sekali."
"Ibaratnya tidak pernah sama sekali mendengar keluhan warga Beji Lor," ujar Nur Fuad kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (2/6/2021).
Kondisi tersebut diperparah dengan matinya aliran air eks PNPM pada saat bulan puasa.
Ia mengatakan, kondisi air keruh seperti lumpur.
Oleh karena itu semua warga sepakat untuk tidak membayar air iuran selama setahun.
"Karena tidak pernah mendapat penjelasan dari pihak pemerintah desa."
"Kami sebenarnya mengetahui dalam beberapa waktu ini, air yang diambil untuk warga bersumber dari kolam ikan."
"Jadi ya kami wajar protes seperti ini," katanya.
Warga setempat berucap, mendapat air bersih dengan membeli galon dan meminta kepada warga yang memiliki sumur.
Hal ini buntut dengan tidak jelasnya uang yang selama ini ditarik untuk iuran air.
Dan warga selama ini iuran paling sedikit Rp 40 ribu, maksimal bisa sampai Rp 200 ribu.
Situasi sempat memanas karena ternyata Kades setempat sedang berada di luar kota dan terkesan tidak ingin menemui warga.
Warga yang geruduk balai desa hanya ditemui oleh Sekretaris Desa (Sekdes) setempat.
Warga yang terdampak ada sekira 400 rumah di Dusun 1.
Sementara itu, Sekdes Beji, Sutoro berjanji kepada warga akan menyelesaikan tuntutan warga dalam waktu kurang dari seminggu.
Terkait dengan kepengurusan pengelolaan air, dirinya menjelaskan saat ini dipegang oleh BUMDes.
Dia mengatakan, kepengurusan sedang morat-marit sehingga kepengurusan yang lama tidak direstui masyarakat.
"Padahal kepengurusan yang lama, masyarakat juga yang membentuk."
"Karena itu eks PNPM kemudian ditunjuk tim pemelihara."
"Nah pemeliharanya ini berhenti di tengah jalan kemudian diambil alih oleh BUMDes, tapi BUMDes juga bermasalah," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (2/6/2021).
Dia mendukung sepenuhnya tuntutan masyarakat karena memang air menjadi kebutuhan pokok dan vital.
Yang menjadi masalah saat ini, pihak pemelihara tidak menambah debit, namun pemasangan jalan terus.
"Nanti kami selesaikan permasalahan ini," ungkapnya. (Permata Putra Sejati)
Baca juga: Belum Diresmikan, Jalan Lingkar Brebes-Tegal Mulai Dipadati PKL dan Anak Nongkrong
Baca juga: Jalan Lingkar Brebes-Tegal Telah Selesai, Dibangun di Atas Struktur Rawa, Panjangnya 17,4 Kilometer
Baca juga: Bupati Tegal Umi Azizah Masih Dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi
Baca juga: Terapkan Jemput Bola, Capaian Vaksinasi Lansia Masih Rendah di Tegal