Berita Banjarnegara
Rayakan Waisak, Umat Buddha Banjarnegara Lepaskan Ikan di Sungai Serayu. Begini Maknanya
Hari Raya Waisak, Rabu (26/5/2021), diperingati secara sederhana oleh umat Buddha di Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Hari Raya Waisak, Rabu (26/5/2021), diperingati secara sederhana oleh umat Buddha di Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, lantaran berlangsung di tengah wabah Covid-19.
Ini merupakan tahun kedua mereka merayakan Waisak di tengah keterbatasan interaksi akibat pandemi penyakit.
Meski begitu, mereka tetap melaksanakan sejumlah ritual ibadah bersama di wihara untuk menyambut Waisak.
Mereka juga melambungkan banyak harapan, terutama terkait solidaritas kepada sesama.
Apalagi, Waisak tahun ini mengusung tema 'Eling Waspada Bangun Kepedulian Sosial'. Tema ini tentunya sangat relevan dengan kondisi global saat ini.
Upasakha Pandita Natha Dhamo, pengurus Wihara Metta Mandala Desa Aribaya menjelaskan, tema itu menegaskan pentingnya merawat kebinekaan demi keutuhan bangsa.
Baca juga: Polres Banjarnegara Tingkatkan Patroli Jelang Waisak, Sasaran Utama Daerah Sekitar Wihara
Baca juga: 335 Atlet Asal Banjarnegara Jalani Tes Parameter, Ahong: Cek Kondisi Fisik dan Kebugaran Mereka
Baca juga: Pembersihan Eceng Gondok Masih Berlanjut di Telaga Merdada Dieng Banjarnegara, Berikut Kendalanya
Baca juga: Selamat! Banjarnegara Peroleh Nilai Tertinggi di Jateng, 8 Kali Berturut-turut Raih WTP Sejak 2013
Di sisi lain, masyarakat saat ini tengah diuji dengan pandemi Covid-19 yang telah berjalan setahun lebih.
Pandemi membuat perekonomian masyarakat terpuruk hingga sulit memenuhi kebutuhan hidup.
Di tengah situasi yang sulit itu, pihaknya ingin mengajak umat untuk membangun kepedulian sosial.
"Sesuai yang terjadi di Indonesia saat ini. Kondisi sulit karena pandemi butuh kepedulian sosial, misal dengan bansos," katanya, Rabu (26/5/2021).
Sebelum tema itu bergulir, pihaknya sudah merealisasikan kegiatan sosial.
Beberapa waktu lalu misalnya, Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) membantu mendistribusikan 25 ton beras ke masyarakat Banjarnegara.
Bantuan itu berasal dari lintas komunitas, tak hanya umat Buddha dan etnis Tionghoa teteapi warga lain.
Pihaknya juga membagikan bantuan beras serta alat pelindung diri (APD) berupa masker ke masyarakat terdampak pandemi Covid-19, tanpa memandang suku, agama, ras maupun golongan.
Bantuan itu tak lain sebagai wujud kepedulian sosial untuk meringankan beban masyarakat yang hidupnya sulit karena pandemi.
"Kami juga bekerjasama dengan Polres dan Koramil untuk menyalurkan bantuan. Bantuan merata ke seluruh kecamatan. Masing-masing mendapat 10 kilogram beras dan 20 masker," katanya.
Selain bantuan beras, pihaknya juga menyerahkan bantuan masker agar masyarakat patuh menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid di Kudus Belum Teratasi, Pemkab Siapkan 5 Rumah Sakit Darurat
Baca juga: Bocah 12 Tahun di Banyumas Meninggal, Diduga Alami Gangguan Kesehatan Akibat Kecanduan Game Online
Baca juga: Super Murah! Harga Nasi Goreng Bu Lasmiati di Pati Hanya Rp 3 Ribu/Porsi Sudah Termasuk Irisan Telur
Baca juga: Ditemukan Pingsan di Pinggir Jalan Kalimanah Purbalingga, Gadis Ini Ternyata Minggat Jalan Kaki
Sementara, siang ini, dalam rangka memperingati Waisak, warga Buddha Desa Aribaya melakukan ritual Fangshen. Fangshen adalah prosesi pelepasan makhluk hidup.
Pada pelaksanaan Fangshen kali ini, mereka melepaskan ikan di Sungai Serayu. Proses ini memiliki makna mendalam bagi keberlangsungan hidup makhluk.
"Tujuannya, membebaskan makhluk hidup dari penderitaan. Kalau mereka hidup di kolam, ada masanya, kalau besar dipanen. Tapi, kalau di sungai, dia bebas," katanya. (*)