Berita Nasional
Update Merapi Hari Ini, Terjadi Guguran Awan Panas Sejauh 1.000 Meter, Berstatus Siaga Level III
Data kegempaan di Gunung Merapi untuk guguran sebanyak 41 dengan amplitudo 3 milimeter - 26 milimeter dan durasi 9 - 118 detik.
TRIBUNBANYUMAS.COM, YOGYAKARTA - Awan panas guguran muncul di Gunung Merapi pada Sabtu (6/3/2021), pukul 14.37.
Estimasi jarak luncur awan panas guguran sekira 1.000 meter ke arah barat daya.
"Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi pada 6 Maret 2021, pukul 14.37," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (6/3/2021).
Baca juga: Pelaku Masuk Melalui Ventilasi Jendela Kamar Mandi, Curi Handphone dan Motor di Pekuncen Banyumas
Baca juga: Vaksinasi Lansia Dimulai Pekan Depan di Banyumas, Dinkes Masih Pertimbangkan Sasaran dan Lokasi
Baca juga: 687 Lulusan UMP Diwisuda di Lapangan Mas Mansoer Purwokerto, Suwondo: Prokesnya Luar Biasa Baik
Baca juga: Siap Uji Coba, Citilink Bakal Layani Penerbangan Purwokerto-Jakarta dan Purwokerto-Surabaya PP
Dari data BPPTKG, awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 54 milimeter.
Durasi awan panas guguran tercatat 107 detik.
"Estimasi jarak luncur lebih sekira 1.000 meter ke arah barat daya," ucap Hanik.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan pukul 06.00 hingga pukul 12.00, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang, dan setinggi 500 meter di atas puncak.
Teramati 3 kali guguran lava di Gunung Merapi.
Data kegempaan di Gunung Merapi untuk guguran sebanyak 41 dengan amplitudo 3 milimeter - 26 milimeter dan durasi 9 - 118 detik.
"Tingkat aktivitas Gunung Merapi ditetapkan level III (siaga)," kata Hanik.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan - barat daya.
Meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Kemudian pada sektor tenggara, yaitu Sungai Gendol sejauh 3 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.