Berita Jawa Tengah
Investasi Dalam Negeri Jadi Andalan di Jateng saat Pandemi, Ini Penjelasan Lengkap Ratna Kawuri
DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah mencatat total realisasi investasi pada 2020 sebesar Rp 50,24 triliun dari target awal Rp 24,89 triliun.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
Pada 2019, PMDN tercatat Rp 18,65 triliun, sedangkan PMA Rp 40,85 triliun.
Sementara, pada 2020 PMDN naik signifikan menjadi Rp 30,61 triliun yang meninggalkan PMA atau foreign direct investment (FDI) di angka Rp 19,63 triliun.
"Ini sejarah, 2020 kondisinya berbeda."
"Biasanya lima tahun terakhir PMA dominan."
"Tapi pada 2020 PMDN dominan, memberikan kontribusi lebih besar dari PMA," katanya.
Artinya, kata dia, kondisi ini menunjukkan bahwa investor dalam negeri merupakan benteng pertahanan untuk menggerakkan ekonomi selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan sebarannya, realisasi PMDN paling banyak di Kabupaten Tegal, disusul Kota Semarang, Cilacap, Grobogan, dan Kudus.
Sedangkan untuk PMA, di Kabupaten Batang nomor satu, diikuti Jepara, Kota Semarang.
"Kecenderungan proyek cari daerah dengan infrastruktur yang sudah lebih memadai."
"Untuk PMA paling tertinggi yakni masih Jepang," terangnya.
Untuk sektor yang mendominasi PMA pada 2020 yakni energi (listrik, gas, dan air).
Sedangkan PMDN, di transportasi, gudang, dan telekomunikasi.
Ratna menuturkan capaian PMDN lebih besar saat pandemi karena dipengaruhi juga kebijakan luar negeri satu negara.
Seperti memberlakukan lockdown sehingga investasi tidak bisa terealisasi.
"Karena itu, investasi dalam negeri didorong untuk keberlangsungan," imbuhnya.