Berita Sepak Bola
Yoyok Sukawi Tak Risau Kehilangan Pemain, PSIS Semarang Sudah Sepakat Sejak Awal Pandemi
Bila kompetisi berjalan normal, pemain PSIS Semarang yang habis kontraknya pada akhir musim 2020 sebenarnya selesai kontraknya di akhir musim.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi tak risau dengan potensi hengkangnya para pemain di tengah ketidakpastian kompetisi Liga 1 seperti saat ini.
Yoyok menyebut, manajemen dan pemain telah membuat kesepakatan di awal pandemi.
Dalam kesempatan tersebut manajemen dan pemain menyepakati soal renegosiasi.
Baca juga: Ikuti Jejak Joko Ribowo, Bek Sayap PSIS Semarang Ini Juga Dirikan SSB di Kabupaten Pati
Baca juga: Hari Nur Yulianto Ikuti Kursus Kepelatihan di Semarang, Bomber PSIS Ini Sebut Investasi Masa Depan
Baca juga: Banyak Klub Liga 1 Sodorkan Tawaran Gaet Pratama Arhan Alief, Begini Respon GM PSIS Semarang
Baca juga: Pemain PSIS Semarang Dilirik Klub Asing, Liluk: Silakan Kalau Ada, Kami Wellcome Saja
Satu kesepakatannya yakni soal durasi kontrak tidak dihitung jumlah bulan, namun dihitung per musimnya.
Jadi, bila kompetisi berjalan normal, pemain yang habis kontraknya pada akhir musim 2020 sebenarnya selesai kontraknya di akhir musim.
Durasi kontraknya akan ditunda hingga kompetisi kembali dilanjutkan.
"Kalau PSIS Semarang itu santai, kok bisa?"
"Itu karena begitu awal pandemi, kami kumpulkan pemain untuk renegosiasi dari awal."
"Renegosiasinya jelas."
"Apabila kompetisi ditunda sampai kapanpun maka kontrak otomatis ditunda anak-anak kontraknya nol, pending."
"Jadi (misalnya) PSIS Semarang kontrak sama Hari Nur Yulianto, itu kontrak per musim 2020."
"Jadi bukan Januari ataupun Februari," kata Yoyok kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (18/12/2020).
Dengan melihat situasi yang ada saat ini, kompetisi Liga 1 2020 yang ditunda hingga Februari 2021, maka ia tetap membela PSIS Semarang hingga kompetisi berakhir.
Selama penundaan kompetisi pihak manajemen Mahesa Jenar tetap membayarkan hak pemain.
Yakni kompensasi sebesar 10 persen setiap bulan.
Nilai kompensasi tersebut ditegaskan Yoyok minimal sebesar UMR Kota Semarang.
Yoyok mengklaim kebijakan tersebut disetujui seluruhnya oleh para pemain.
"Pelatih dan official juga sama, mereka seratus persen sama."
"Yang berat itu hanya selama ditunda harus kasih 10 persen."
"Nah 10 persen itu ada minimalnya, yaitu UMR Kota Semarang."
'Kalau mereka ngomong aku nggak bisa makan, saya tanya balik 'lah makanmu apa?'"
"Kalau makanmu di cafe ya tidak cukup."
"Kalau masak sendiri pasti cukup," katanya.
Lantas, bagaimana jika kompetisi Liga 1 2020 akhirnya distop?
Yoyok mengatakan, keputusan yang sudah disepakati yaitu kontrak pemain musim 2020 akan dipindah ke musim 2021.
"Jadi misal kompetisi tidak ada lima tahun, kami tetap tidak kehilangan pemain."
"Karena kami sudah renegosiasi dan jelas, ketika liga kembali baru kontraknya jalan."
"Mereka ternyata mau, semua tanda tangan, sehingga aman," ungkapnya. (F Ariel Setiaputra)
Baca juga: Susah Sinyal, Puluhan Sekolah Intensifkan Metode Home Visit Guru di Kabupaten Semarang
Baca juga: Informasi Penting: Semua Jalur Menuju Pusat Kota Tegal Bakal Ditutup di Malam Pergantian Tahun
Baca juga: Tanpa Terkecuali di Temanggung, Guru dan Tenaga Pendidik Wajib Tes Usap, Sudah Dimulai 15 Desember
Baca juga: Di Wonosobo, Pemkab Fasilitasi Pemasaran Online Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif