Berita Sepak Bola

Yoyok Sukawi Tak Risau Kehilangan Pemain, PSIS Semarang Sudah Sepakat Sejak Awal Pandemi

Bila kompetisi berjalan normal, pemain PSIS Semarang yang habis kontraknya pada akhir musim 2020 sebenarnya selesai kontraknya di akhir musim.

TRIBUN BANYUMAS/F ARIEL SETIAPUTRA
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi tak risau dengan potensi hengkangnya para pemain di tengah ketidakpastian kompetisi Liga 1 seperti saat ini.

Yoyok menyebut, manajemen dan pemain telah membuat kesepakatan di awal pandemi.

Dalam kesempatan tersebut manajemen dan pemain menyepakati soal renegosiasi.

Baca juga: Ikuti Jejak Joko Ribowo, Bek Sayap PSIS Semarang Ini Juga Dirikan SSB di Kabupaten Pati

Baca juga: Hari Nur Yulianto Ikuti Kursus Kepelatihan di Semarang, Bomber PSIS Ini Sebut Investasi Masa Depan

Baca juga: Banyak Klub Liga 1 Sodorkan Tawaran Gaet Pratama Arhan Alief, Begini Respon GM PSIS Semarang

Baca juga: Pemain PSIS Semarang Dilirik Klub Asing, Liluk: Silakan Kalau Ada, Kami Wellcome Saja

Satu kesepakatannya yakni soal durasi kontrak tidak dihitung jumlah bulan, namun dihitung per musimnya.

Jadi, bila kompetisi berjalan normal, pemain yang habis kontraknya pada akhir musim 2020 sebenarnya selesai kontraknya di akhir musim.

Durasi kontraknya akan ditunda hingga kompetisi kembali dilanjutkan.

"Kalau PSIS Semarang itu santai, kok bisa?"

"Itu karena begitu awal pandemi, kami kumpulkan pemain untuk renegosiasi dari awal."

"Renegosiasinya jelas."

"Apabila kompetisi ditunda sampai kapanpun maka kontrak otomatis ditunda anak-anak kontraknya nol, pending."

"Jadi (misalnya) PSIS Semarang kontrak sama Hari Nur Yulianto, itu kontrak per musim 2020."

"Jadi bukan Januari ataupun Februari," kata Yoyok kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (18/12/2020).

Dengan melihat situasi yang ada saat ini, kompetisi Liga 1 2020 yang ditunda hingga Februari 2021, maka ia tetap membela PSIS Semarang hingga kompetisi berakhir.

Selama penundaan kompetisi pihak manajemen Mahesa Jenar tetap membayarkan hak pemain.

Yakni kompensasi sebesar 10 persen setiap bulan.

Nilai kompensasi tersebut ditegaskan Yoyok minimal sebesar UMR Kota Semarang.

Yoyok mengklaim kebijakan tersebut disetujui seluruhnya oleh para pemain.

"Pelatih dan official juga sama, mereka seratus persen sama."

"Yang berat itu hanya selama ditunda harus kasih 10 persen."

"Nah 10 persen itu ada minimalnya, yaitu UMR Kota Semarang."

'Kalau mereka ngomong aku nggak bisa makan, saya tanya balik 'lah makanmu apa?'"

"Kalau makanmu di cafe ya tidak cukup."

"Kalau masak sendiri pasti cukup," katanya.

Lantas, bagaimana jika kompetisi Liga 1 2020 akhirnya distop?

Yoyok mengatakan, keputusan yang sudah disepakati yaitu kontrak pemain musim 2020 akan dipindah ke musim 2021.

"Jadi misal kompetisi tidak ada lima tahun, kami tetap tidak kehilangan pemain."

"Karena kami sudah renegosiasi dan jelas, ketika liga kembali baru kontraknya jalan."

"Mereka ternyata mau, semua tanda tangan, sehingga aman," ungkapnya. (F Ariel Setiaputra)

Baca juga: Susah Sinyal, Puluhan Sekolah Intensifkan Metode Home Visit Guru di Kabupaten Semarang

Baca juga: Informasi Penting: Semua Jalur Menuju Pusat Kota Tegal Bakal Ditutup di Malam Pergantian Tahun

Baca juga: Tanpa Terkecuali di Temanggung, Guru dan Tenaga Pendidik Wajib Tes Usap, Sudah Dimulai 15 Desember

Baca juga: Di Wonosobo, Pemkab Fasilitasi Pemasaran Online Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved