Berita Purbalingga
Cerita Fifiani di Purbalingga, Produk yang Dijualnya Pernah Tak Tersentuh Selama Tiga Bulan
Perlengkapan makan yang dijual di toko pernak pernik milik Fifiani, bahkan tidak tersentuh oleh pembeli selama sekira 3 bulan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
Maklum, selama beberapa bulan, berbagai aktivitas massa dibatasi.
Acara hajatan ditiadakan atau ditunda.
Padahal, perlengkapan makan dari bambu miliknya paling banyak dipakai untuk berbagai acara hajatan.
Meskipun demikian, lagi-lagi Fifani tetap sabar dan telaten.
Ada awal pandemi pasti ada pengakhirnya.
Benar saja, sehabis Lebaran 2020, atau memasuki era new normal, usahanya kembali bergeliat.
Aktivitas masyarakat dilonggarkan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Jalanan yang mulanya sepi kembali dipadati kendaraan.
Even hajatan yang sempat ditunda kembali digelar.
Ibarat sempat berpuasa, kini Fifiani menikmati berkahnya Lebaran.
Khusus untuk perlengkapan hajatan atau tempat makan dan snack dari bambu, ia bahkan kewalahan melayani permintaan.
“Ini saja yang ada di sini, sudah pesanan orang,” katanya.
Kabid UMKM Dinkop UMKM Kabupaten Purbalingga, Adi Purwanto berkata, para pelaku usaha ikut terpukul karena pandemi.
Tetapi sektor itu relatif mampu bertahan di tengah lesunya pasar karena pandemi.
Ia menilai, para pengusaha mikro sudah terlatih tahan banting sehingga tak gampang patah arang saat bisnisnya melemah.