Berita Jawa Tengah
Gubernur Ganjar Klaim Jateng Sudah Susun Peta Bencana, Hadapi Musim Penghujan Hingga Maret 2021
Menurut informasi BMKG, akan terjadi fenomena La Nina yang menyebabkan musim penghujan akan terjadi lebih awal dan lebih panjang di Jateng.
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANg - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo telah menggelar rapat untuk antisipasi segala kemungkinan bencana alam akibat masuknya musim penghujan.
Rapat tersebut turut digelar bersama BPBD, PSDA, Kantor BBWS, dan pihak terkait lainnya.
“Kami sudah membicarakan terkait skenario kemungkinan debit hujan tinggi."
"Termasuk antisipasi teknis, dan penyusunan peta rawan bencana," katanya seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (1/10/2020).
• Tanggapi Banyak Santri Terpapar Covid-19, FKPP Banyumas: Itu Bukan Aib, Jadi Tak Perlu Resah
• Kembangkan Usaha, Perumda Puspahastama Mulai Lirik Komoditas Kopi di Purbalingga
• Masih Pandemi, Begini Cara Dindukcapil Banjarnegara Sampaikan Informasi Adminduk Kepada Masyarakat
• Masjid Pancasila Kebumen Jadi Simbol Pemersatu Umat, Berikut Ini Sejarah Berdirinya
Ganjar menyampaikan, menurut informasi BMKG, akan terjadi fenomena La Nina yang menyebabkan musim penghujan akan terjadi lebih awal dan lebih panjang.
Untuk itu, kata Ganjar, pihaknya sudah menyusun peta bencana dan langkah-langkah antisipatif.
Termasuk menyiapkan posko bencana yang akan dioperasikan mulai Oktober 2020 hingga Maret 2021.
Menurutnya, peta bencana sangat penting untuk mengantisipasi apabila terjadi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor selama musim penghujan.
Dengan peta bencana itu, lanjutnya, maka tindakan antisipatif bisa dilakukan sebaik mungkin.
Ganjar mencontohkan, peta rawan banjir di Jawa Tengah menunjukkan, Brebes memiliki luasan bencana 5.796 hektare, Pemalang memiliki 7.296 hektare, dan Tegal 1.011 hektare.
“Ada juga Kabupaten Kendal, Kudus, dan lainnya."
"Termasuk peta lokasi mulai nama sungai, kondisi tanggul, dan sebagainya sudah dipetakan secara rigid," jelasnya.
Untuk di Kabupaten Brebes, dia mencontohkan, kemungkinan bencana banjir terjadi akibat luapan sungai Cisanggarung.
Selain itu, ada juga potensi tanggul jebol di Sungai Pemali.
"Di Pekalongan itu ada potensi banjir dan rob di Sungai Bremi dan seterusnya."
"Kami inventarisasi satu-satu berbasis pada masing-masing daerah aliran sungai, termasuk menyiapkan sistem pengendaliannya," ucapnya.
Selain pemetaan dan langkah antisipatif, pihaknya juga telah menyiapkan posko siaga banjir yang akan dioperasikan mulai 1 Oktober 2020 hingga akhir Maret 2021.
Tak hanya itu, penyiapan tempat pengungsian dengan protokol kesehatan ketat juga sudah dilakukan seandainya terjadi adanya pengungsi.
Ganjar mengatakan, persiapan tempat pengungsian sudah diatur mulai dari sekarang untuk mengantisipasi kerumunan.
“Sudah ada contohnya di Jepang itu, jadi tempat pengungsian dikapling kecil-kecil, dibatasi kardus dan satu kapling satu keluarga," tegasnya.
Lebih lanjut, gubernur berambut putih ini meminta seluruh bupati/wali kota terus gencar melakukan edukasi tentang pengurangan risiko bencana kepada masyarakat.
"Daerah mesti siaga, apalagi yang masuk dalam peta rawan bencana yang kami sebut tadi."
"Kepala daerah harus inisiatif, jangan hanya menunggu perintah,” tegasnya.
Dia juga meminta, desa-desa tangguh bencana dan relawan harus dihidupkan kembali.
“Siapkan pekerjaan fisik untuk antisipasi, masyarakatnya disiapkan dan kondisi gawat darurat juga disiapkan," tukasnya. (*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul "Hadapi Musim Hujan, Gubernur Ganjar: Jateng Sudah Susun Peta Bencana"
• Bupati Semarang Mundjirin Dipecat Sebagai Kader PDIP, Termasuk Anaknya Bina Munawa Hatta
• Indahnya Keberagaman, Ketika Warga Katolik Kebumen Suplai Sayuran Buat Santri Ponpes
• Tak Cuma Janda Bolong yang Ngetren, Dua Tanaman Hias Ini Juga Lagi Diburu Masyarakat Kota Tegal
• Moeldoko Sebut Ada Pihak Masih Cari Keuntungan, Pasien Meninggal Dikategorikan Karena Covid-19