Berita Banyumas
Bukan Tes Swab, Pemkab Banyumas dan FKPP Sepakati Screening Kesehatan untuk Cegah Klaster Ponpes
Pemkab Banyumas bersama Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) akan melakukan screening kesehatan kepada santri di pondok pesantren.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas bersama Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) akan melakukan screening kesehatan kepada santri di pondok pesantren.
Hal ini dilakukan pascatemuan 190 santri positif Covid-19 di pondok pesantren di Karangsuci, Purwanegara, Purwokerto Utara.
"Disepakati bahwa nanti, bukan tes swab tetapi hanya screening kesehatan. Nanti, dari dinas kesehatan berkoordinasi dengan FKPP melakukan pendeteksian, yaitu jika ada yang bergejala maka akan diperiksa lebih lanjut," ujar Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, kepada Tribunbanyumas.com, Senin (28/9/2020).
• Gada dan Kudi Dipasang, Pengerjaan Proyek Tugu Gada Rujakpolo Purwokerto Tinggal 1 Persen
• Bertambah 63 Orang, Santri Positif Covid-19 di Ponpes Karangsuci Banyumas Menjadi 190 Orang
• PT KAI Daop 5 Purwokerto Buka Layanan Kirim Barang Pakai Jasa Kereta Lewat Kargo Lingkar Joglosemar
Sadewo menyampaikan, pemeriksaan bagi santri bergejala mirip Covid-19 juga tidak dilakukan di pondok pesantren tetapi yang bersangkutan akan dibawa ke tempat pemeriksaan. Jika hasilnya positif, barulah santri tersebut dikarantina.
Wakil bupati menyampaikan jika karantina di ponpes diperbolehkan akan tetapi akan di survei tim terlebih dahulu.
"Nanti, kami akan bentuk tim lagi yang akan survei ke ponpes jika memungkinkan karantina mandiri," jelasnya.
Sadewo berkeyakinan bahwa para santri cepat pulih saat terpapar virus Covid-19.
Justru, yang dikhawatirkan adalah para kiai atau pengurus ponpes yang sudah tua dan mempunyai penyakit pemberat.
Sementara, Ketua FKPP Banyumas Muhammad Roqib mengatakan, sejumlah santri di Karangsuci, Purwokerto, sempat mengalami ketakutan setelah temuan kasus Covid-19 di ponpes mereka.
Pasalnya, saat mengevakuasi 127 santri, tidak ada pemberitahuan sehingga santri tak menerima informasi lengkap.
• Masih Antar Penumpang, Tukang Becak Positif Covid-19 di Kota Tegal Ini Akhirnya Mau Jalani Isolasi
• Seusai Jalani Sanksi Menyapu Makam Pahlawan, 3 Warga Kota Semarang Dikarantina di Rumdin Wali Kota
• Cegah Kerumunan Warga, Pemkot Tegal Padamkan Lagi Lampu di Area Alun-alun Mulai Pukul 18.00
Terkait kegiatan di ponpes lain, pihaknya meyakinkan, mereka dapat beroperasi sebagaimana mestinya namun tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dikatakannya, FKPP sebenarnya sudah mempunyai program menyelamatkan kiai dan santri di tengah pandemi saat ini.
Di antaranya, lewat pembagian e-book dan panduan protokol kesehatan di lingkungan pesantren dari Kementerian Agama. Namun demikian, tidak semua situasi ponpes sama sehingga bisa menerapkan.
"Ada pesantren yang terkait jumlah kamar sekian, ukuran sekian, tidak sesuai jumlah santri yang sangat banyak," jelasnya.
Nantinya, melalui para kiai, akan disosialisasikan lebih intensif terkait protokol kesehatan di lingkungan pesantren.