Berita Semarang

2 Hari Operasi Yustisi Protokol Kesehatan, 22 Warga Kota Semarang Reaktif Covid-19 Hasil Tes Rapid

Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Semarang terus menggelar operasi masker.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/Istimewa
Anggota medis Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Semarang mengetes rapid warga pelanggar protokol kesehatan dalam operasi yang digelar Jumat (18/9/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Semarang terus menggelar operasi masker. Tidak hanya memberikan sanksi sosial, para pelanggar protokol kesehatan juga langsung dites rapid di lokasi operasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam menyebutkan, hasil operasi yang dilakukan pada Kamis (17/9/2020) lalu, ditemukan 11 pelanggar yang dinyatakan reaktif usai menjalani rapid test. Mereka pun langsung dibawa ke ruang karantina di Rumah Dinas Wali Kota Semarang.

"Kejadiannya siang dan malam. Kemarin, begitu reaktif, kami tindaklanjuti. Kami siapkan di tenda karantina. Disana, ada 26 tempat tidur," terang Hakam, Jumat (18/9/2020).

Hakam melanjutkan, petugas kesehatan langsung melakukan swab kepada 11 pelanggar tersebut pada Jumat pagi.

Apabila hasil swab test nanti menunjukan hasil negatif Covid-19, mereka diperbolehkan pulang.

Sebaliknya, apabila hasil swab test nanti menunjukan positif Covid-19, mereka harus menjalani karantina di rumah dinas Wali Kota Semarang.

"Begitu hasilnya keluar, mereka boleh pulang kalau negatif. Kalau positif, ya umroh 14 hari dulu (di rumah karantina)," ujarnya.

Kondisi ini, sambung Hakam, menunjukan bahwa satu-satunya upaya mencegah penularan yaitu lewat menaati protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Menurutnya, persentase penerapan protokol kesehatan ternyata dipengaruhi oleh budaya. Apabila protokol kesehatan di suatu wilayah rendah maka angka kasus di wilayah yang bersangkutan tinggi.

Setiap kecamatan pun memiliki wilayah yang dengan persentase protokol kesehatan yang rendah.

"Adanya Kampung Siaga Candi Hebat berpengaruh pada persentase protokol kesehatan. Di kampung tersebut, biasanya masyarakat lebih tertib. Diantara 3M ini, paling rendah adalah mencuci tangan, kemudian menjaga jarak. Terakhir, memakai masker karena semua orang bilang pakai masker akhirnya lupa cuci tangan dan jaga jarak," paparnya.

Sementara itu, pada hari ketiga operasi gabungan, Jumat (18/9/2020), Satpol PP Kota Semarang menyisir ke tiga tempat yaitu di Simongan, Gisikdrono, dan Kembangarum.

Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, pihaknya menjaring 129 orang dari tiga tempat tersebut.

Mereka kedapatan tidak memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. Sebanyak 100 pelanggar diantaranya langsung dites rapid. Hasilnya, 11 orang dinyatakan reaktif.

Sehingga, total pelanggar protokol kesehatan yang dinyatakan reaktif dalam dua hari operasi gabungan sebanyak 22 orang.

"Saya prihatin, banyak sekali yang melanggar dan setelah dites ternyata ada yang reaktif," ucap Fajar.

Dia melanjutkan, operasi gabungan penegakan protokol kesehatan akan terus dilakukan hingga 20 September mendatang.

Dia berharap, masyarakat semakin sadar menerapkan protokol kesehatan dengan masifnya operasi yang dilakukan tim satuan tugas. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved