Berita Banjarnegara

Embun Es Sering Terjadi di Dieng, Begini Penjelasan Ahli

Embun es atau embun upas yang muncul di dataran tinggi Dieng mengundang perhatian wisatawan. Begini penjelasan ahli terkait terjadinya fenomena itu.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
Istimewa
Penampakan daun yang terkena embun es atau bun upas di komplek Candi Arjuna, kawasan wisata dataran tinggi Dieng, Minggu (26/7/2020). Fenomena alam ini hampir terjadi tiap tahun, namun selalu menyedot animo masyarakat dan menghebohkan wisatawan Dieng. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Embun es atau embun upas yang muncul di dataran tinggi Dieng mengundang perhatian wisatawan. Embun es ini terjadi di awal kemarau seperti Juli ini.

Achadi Subarkah Raharjo, kepala BMKG Ahmad Yani Semarang menjelaskan, fenomena embun upas adalah proses perubahan wujud benda secara alami yang terjadi dalam waktu singkat, yaitu dari mengembun, lalu membeku, dan kemudian mencair.

Musim kemarau di Indonesia secara regional dipengaruhi oleh mesin cuaca dinamakan "Monsoon Australia". Pada musim tersebut, Benua Australia ibarat memiliki mesin kipas angin raksasa, yang menghembuskan massa udara bersifat kering dan dingin ke wilayah Selatan Garis Ekuator Indonesia.

Dataran Tinggi Dieng yang berada pada ketinggian rata-rata 2000 mdpl, saat musim kemarau, suhu dapat mencapai 0 derajat celcius atau lebih rendah lagi.

Pola suhunya banyak dipengaruhi perpindahan dan pertukaran radiasi di permukaan, sirkulasi angin lembah dan angin gunung, serta sistem konvektif skala meso.

Saat musim kemarau, Dataran Tinggi Dieng memiliki kelembaban udara yang tinggi, berbeda dari daerah lainnya di Jawa Tengah.

Tingginya kelembaban udara tersebut akibat kompleksitas pegunungan dan tutupan lahan.

"Di sinilah embun upas terbentuk," jelasnya dalam siaran resmi BMKG, Selasa (28/7/2020).

Pola kelembaban udara harian di Dieng dapat menjadi jenuh (terkondensasi) menjelang pagi hari.

Uap air di udara berubah menjadi titik-titik air namun di saat yang bersamaan, suhu udara harian juga menuju pada titik minimumnya mencapai 0 derajat celcius atau bahkan minus.

Akibat suhu lingkungan yang sangat dingin, titik-titik air (embun) yang telah terbentuk tersebut berubah menjadi kristal es (embun upas).

Embun upas akan bertahan ketika suhunya masih berada pada kisaran titik beku.

Setelah matahari terbit hingga terik, embun upas perlahan mencair dan sebagian menjadi uap air lagi.

"Dengan adanya data pengamatan cuaca yang akurat serta peralatan yang terstandar di lokasi, pola pembentukan embun upas di Dataran Tinggi Dieng ini dapat diperkirakan secara baik dan menjadi daya tarik wisatawan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved