Komisi E DPRD Jateng Usul Dana BOS untuk Beli Kuota Internet Siswa
Komisi E DPRD Jateng mengusulkan dana BOS digunakan untuk membeli kuota internet bagi siswa di masa pembelajaran daring akibat wabah corona.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM,SEMARANG - Anggota Komisi E bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Jawa Tengah Yudi Indras Wiendarto mengusulkan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) digunakan untuk membeli kuota internet bagi siswa, di masa pembelajaran daring akibat wabah corona.
Yudi mengaku, sejumlah persoalan muncul selama belajar daring dilaksanakan. Di antaranya ada keluarga yang tidak memiliki gadget untuk menunjang belajar anak, ada juga yang punya namun tidak mampu membeli kuota internet yang mencukupi.
"Ada kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar, karena itu, diusulkan masing-masing siswa memperoleh gadget. Di masa pandemi ini, gadget itu jadi sarpras pendidikan," ucapnya saat diskusi Lindungi Anak Sehat, Cerdas, dan Kreatif di tengah Pandemi Covid-19 di Hotel Horison In Alaska Kota Semarang, Jumat (24/7/2020).
Melihat kondisi itu, semestinya, ada terobosan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng diminta mengubah kebijakan penggunaan anggaran dalam pendidikan di masa pandemi ini.
Legislator dari Fraksi Partai Gerindra itu menuturkan, dana BOS bisa digunakan untuk membeli gadger dan kuota internet bagi siswa.
"Kalau memang dibutuhkan, siswa diberikan gadget untuk sarana belajar dari rumah. Dana dari mana? Kalau itu masuk sarpras pendidikan, mestinya bisa dari BOS," katanya.
Apakah dana BOS itu mencukupi untuk pengadaan gadget siswa?
Ia menjelaskan, dalam indeks besaran dana BOS persiswa tahun 2020, Rp 900.000 persiswa SD, Rp 1.100.000 persiswa SMP/MTs, Rp 1.500.000 per siswa SMA, dan Rp 1.600.000 persiswa SMK.
Dalam hal ini, Pemprov Jateng memiliki kewenangan mengelola pendidikan di jenjang SMA sederajat.
Selain dana itu, kata dia, masih ada dana BOS Daerah (BOSDa). Alokasinya pun cukup besar.
"Artinya, mencukupi. Misalnya, jika sebelumnya seragam sekolah ditanggung pemerintah maka saat ini bisa saja dialihkan dulu untuk sarpras gadget. Program-program lain yang dirasa bisa dialihkan, semisal boardingschool dan pengadaan komputer, bisa dialihkan dulu," jelasnya.
Meskipun demikian, tetap harus ada peran aktif dari orangtua untuk fungsi pengawasan. Anak-anak harus terus didampingi agar tidak mengakses selain laman atau aplikasi pembelajaran.
Lewat banyak membaca buku atau artikel di internet, katanya, anak akan semakin berpengetahuan. Tapi, dia khawatir, dari sisi sosial dan emosional.
Karena itu, Yudi juga minta agar orangtua aktif dalam pendidikan anak. Terutama, berkaitan dengan pendidikan karakter anak.
Menurutnya, langkah ini jelas akan meringankan beban orangtua. Apalagi mereka yang terimbas langsung wabah Covid-19, terutama sisi ekonomi.