Berita Kebumen
Gerejanya Pernah Dibom Teroris, Mantan Pendeta ini Jadi Muazin di Ponpes Al Hasani Kebumen
Warga baru di lingkungan Pondok Pesantren itu tak lagi asing bagi masyarakat sekitar.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - Warga baru di lingkungan Pondok Pesantren itu tak lagi asing bagi masyarakat sekitar.
Perangainya santun, Ibadahnya tekun. Pria rendah hati itu benar-benar membuat warga tertegun. Ibnu Masngud namanya.
Di lingkungan barunya itu, ia menjelma jadi warga biasa. Ia datang tidak membawa gelar.
Harta pun tidak menyertainya. Kesehariannya hanyalah bersih-bersih makam umat Islam di lingkungan pondok pesantren Al Hasani Kebumen.
• TNI Polri Sediakan 300 Paket Makanan Dari Dapur Umum Untuk Masyarakat Purbalingga Terdampak Covid 19
• Hiu Tutul Terdampar di Pantai Sidaurip Cilacap Dagingnya Dibagikan ke Warga, Begini Alasannya
• Pemain Sepak Bola Bakal Menjadi Robot Selama Pertandingan, Kikuk Seusai Cetak Gol
• Santer Dikabarkan Dimintai Barcelona, Begini Respon Bek Lazio Luiz Felipe
Tapi ia cukup disegani masyarakat di lingkungan pesantren. Totalitasnya dalam ibadah membuat orang kagum hingga menaruh hormat padanya.
"Namanya Ibnu Masngud, kesehariannya bersih-bersih kubur,"kata Kiai Asyhari Muhammad Alhasani atau akrab disapa Gus Hari, pengasuh Ponpes Al Hasani Kebumen
Siapa sangka, orang tua itu adalah mantan pendeta ternama di kotanya dulu, Jawa Timur.
Gerejanya pernah dibom teroris saat Abraham Agus Setiono (nama awal) dan jamaahnya merayakan Natal.
Tapi hidayah memang bisa turun kepada siapa saja.
Ia termasuk orang beruntung itu. Hingga setelah mengucap sahadat, Abraham berganti nama menjadi Ibnu Mas'ud, berarti orang yang beruntung.
Hidayah itu datang suatu malam. Langit yang merona karena cahaya bintang.
Ia meluruskan pandangan ke arah langit yang temaram. Ia merenungi semesta yang tak pernah dusta.
Di antara jutaan bintang yang betebaran, ia seperti tak ada artinya.
Bahkan bumi yang dihuninya bersama miliaran orang, tak ubahnya partikel debu yang merana.
Inilah tanda kebesaran sang pencipta. Lebih dari itu, ia ditunjukkan kemana semesta yang megah itu menyembah.