Berita Grobogan
Gara-gara Kuli Bangunan Berbohong, 20 Pegawai RSUD Grobogan Harus Dua Kali Rapis Test Corona
Gara-gara Kuli Bangunan Berbohong saat berobat, 20 Pegawai RSUD Grobogan Harus Dua Kali Rapis Test Corona. kuli bangunan itu ternyata positif corona
Kuli bangunan tersebut tak jujur saat dimintai keterangan oleh petugas medis. Ia mengaku tak pernah pergi ke daerah berstatus zona merah Covid-19. Kini ia berstatus ppositif virus corona. 20 pegawai RSUD di Grobogan yang kontak dengannya harus jalani rapid test hingga dua kali.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Gara-gara kuli bangunan berbohong saat berobat 20 pegawai RSUD R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi, harus menjalani rapid test hingga dua kali.
Saat berobat, kuli bangunan asal Kecamatan Karangyung, Grobogan, Jawa Tengah, itu tak mengaku bila ia punya riwayat bepergian dari Jakarta.
Setelah dirawat, dan rapid tes menunjukkan reaktif corona, ia baru mengaku bila sebelumnya bekerja di sebuah proyek di Jakarta.
Setelah sekina waktu dirawat dan diperbolehkan pulang, hasil swab yang kemudian keluar menunjukkan kuli bangunan itu positif virus corona.
• Satu RT Dilockdown Bupati Banyumas karena Sejumlah Warganya Positif Virus Corona, Ini Alasannya
• Menyedihkan, 90 Persen Bahan Baku Obat di Indonesia Impor, Begini Kata Menteri BUMN Erick Thohir
• Ganjar Kaget 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Postif Virus Corona: Lho Kok Banyak Amat Jumlahnya
• Bayi Usia 6 Bulan PDP Virus Corona Meninggal di Cilacap, Sempat Dirawat Selama 28 Jam di RSUD
Tak hanya puluhan pegawai RSUD di Grobogan yang kenda imbas, bahkan saat dirawat itu, kuli bangunan tersebut sempat ditempatkan di bangsal umum.
Pulang dari Jakarta, alami demam serta sesak napas
Kuli bangunan tersebut sebenarnya baru saja mudik dari Jakarta.
Di Jakarta, pria 43 tahun itu bekerja di sebuah proyek bangunan.
Sepulang dari Jakarta, ia mengalami demam, sesak napas dan batuk.
Pria itu kemudian memeriksakan diri di RSUD Purwodadi pada akhir Maret 2020.
Tak mengaku pulang dari Jakarta
Kuli bangunan tersebut rupanya tak jujur saat dimintai keterangan oleh petugas medis. Ia mengaku tak pernah pergi ke daerah berstatus zona merah Covid-19.
Padahal kenyataannya, pasien baru saja pulang dari Jakarta.
Dari keterangan tak jujurnya itu, pasien akhirnya ditempatkan di bangsal umum Nusa Indah.