Berita Banjarnegara

Kisah Pilu Kakak Beradik di Banjarnegara, Rumah Ambruk Karena Bambu Sudah Lapuk

Tidak ada hujan tiada angin, sebuah rumah di Desa Situwangi, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara tiba-tiba ambruk, Senin (30/3/2020) siang.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
KECAMATAN RAKIT BANJARNEGARA
Kondisi rumah roboh atau ambruk di Desa Situwangi, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, Senin (30/3/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Tidak ada hujan tiada angin, sebuah rumah di Desa Situwangi, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara tiba-tiba ambruk, Senin (30/3/2020) siang.

Tidak hitungan menit, rumah itu pun seketika rata dengan tanah.

Entah apa penyebabnya, menurut Camat Rakit, Bari Jadi Djumpaido, rumah berbahan bambu itu memang sudah dalam kondisi lapuk.

Tersedia Disinfektan Sistem Drive Thru di Alun-alun Purwokerto, Siapapun Bebas Memanfaatkan

Kesehatan Santri Dicek Dinkes Kendal, Penghuni Ponpes Al Musyaffa Sidapayung Mau Pulang Kampung

Update Virus Corona Cilacap 30 Maret, ODP Tambah 137 Orang, PDP Jadi 29 Pasien

ODP Virus Corona Menurun di Banyumas, Ini Data Lengkap Update Senin 30 Maret

Sehingga meskipun tanpa dipicu hujan atau badai, rumah tua itu bisa roboh.

Bari Jadi Djumpaido mengatakan, kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa.

Dua pria yang menghuni rumah tersebut, Nardi (51) dan Misrin (40).

Menurut dia, keduanya sedang tidak berada di rumah saat kejadian.

"Penghuninya sedang di luar, berkebun," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (30/3/2020).

Djumpaido mengatakan, rumah itu dihuni dua pria, kakak beradik yang diduga mengalami gangguan mental.

Orangtua mereka juga telah tiada.

Adapun kesehariannya, mereka suka beraktivitas ke kebun untuk bercocok tanam.

Meskipun demikian, saudara mereka rutin menyuplai bahan kebutuhan pokok.

Semisal beras untuk makan keseharian mereka.

Kondisi rumah korban yang lapuk sebenarnya sudah lama mendapat perhatian kerabat dan pemerintah desa.

Bahkan saudaranya yang berkecukupan dari sisi ekonomi juga pernah ingin merenovasi rumah itu agar lebih baik.

Tetapi niat baik itu kurang mendapat respon dari penghuni rumah sehingga usaha itu belum terealisasi.

Kini setelah rumah itu ambruk, mau tidak mau rumah harus dibangun kembali.

Djumpaido pun telah berkoordinasi dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk mengusulkan bantuan musibah sosial dari dinas terkait.

Ada satu ruangan yang tersisa atau tidak ikut ambruk pada bangunan rumah itu.

Ruangan itu bisa dimanfaatkan keduanya itu untuk tempat tinggal sementara sebelum rumahnya direnovasi.

"Bisa untuk hunian sementara sambil menunggu rumahnya dibangun," katanya. (Khoirul Muzakki)

Leasing Terima Keringanan Waktu Bayar Kredit, Silakan Kalau Mau Mengajukan, Ini Cara dan Syaratnya

KA Blorajaya Juga Dihentikan Mulai 1 April, Total Tujuh Rute di PT KAI Daop IV Semarang

13 Desa di Banyumas Sudah Jalankan Local Lockdown, Berikut Daftarnya

Jangan Mudik! Makin Masif Dikampanyekan Pemprov Jateng, Ganjar: Ini Demi Keluarga Tercinta

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved