Berita Internasional

300 Warga Iran Meninggal Keracunan Metanol, Dianggap Bisa Obati Virus Corona

Sekira 300 orang meninggal karena kurangnya pengetahuan tentang obat untuk mengurangi gejala virus corona di tubuh.

Editor: deni setiawan
FREEPIK.COM
ILUSTRASI - Proses penelitian di sebuah laboratorium farmasi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEHERAN - Sekira 300 orang meninggal karena kurangnya pengetahuan tentang obat untuk mengurangi gejala virus corona di tubuh.

Ratusan orang tersebut tewas seusai menenggak metanol, bahan yang mereka anggap bisa mengobati virus corona.

Di negara itu, minuman keras (miras) memang dilarang.

Jadi, jika orang yang menginginkannya, mereka harus mendapatkannya secara ilegal.

Santri Ponpes Al Ihya Ulumaddin Cilacap Dipulangkan, Gus Shoim: Ikhtiar Kami Cegah Virus Corona

Ingat, Selasa 31 Maret Hari Terakhir Sensus Penduduk Online

Selasa Pagi, Penyemprotan Disinfektan Serentak di Jateng, Polda Jateng: Masuk ke Rumah Warga

Tersedia Disinfektan Sistem Drive Thru di Alun-alun Purwokerto, Siapapun Bebas Memanfaatkan

Kabar palsu tentang obat virus corona menyebar di media sosial seantero Iran, di tengah anggapan pemerintah meremehkan wabah ini sebelum menyebar.

Dr Knut Erik Hovda yang mempelajari metanol mengatakan, dia mengkhawatirkan wabah di sana jauh lebih buruk dari yang diberitakan.

Dilansir dari Kompas.com, Senin (30/5/2020), Hovda berujar dengan virus yang semakin menyebar, publik setempat tidak menyadari ada bahaya lain yang mengintai.

"Ketika mereka terus meminum ini (metanol), maka bakal semakin banyak kabar ada orang yang keracunan," ujar toksikolog klinis di Oslo itu.

Akun berbahasa Farsi di media sosial secara salah mengabarkan pemberitaan dari tabloid yang dipublikasikan pada awal Februari 2020.

Dalam pemberitaan itu, seorang guru sekolah Inggris disebutkan sembuh dari Covid-19 setelah meminum campuran wiski serta madu.

Sejumlah orang pun percaya bahwa mengonsumsi minuman berkadar alkohol tinggi bisa membunuh virus yang berada di tubuh mereka.

Berdasarkan data di Worldometers, Teheran telah melaporkan 41.495 kasus positif Covid-19, dengan 2,757 di antaranya meninggal.

Ketakutan akan virus tersebut, ditambah percaya dengan kabar di internet, membuat warga di Shiraz dan Provinsi Khuzestan menenggak alkohol mengandung metanol.

Video yang ditayangkan media setempat menunjukkan pasien dengan infus di lengan mereka.

Serta terbaring di ranjang rumah sakit yang lebih dibutuhkan bagi pasien virus corona.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved