Berita Banyumas
Beras Bulog Fortivit Diklaim Bisa Cegah Stunting. Benarkah? Ini Kata Kepala Subdivre Banyumas
Beras Bulog Fortivit Diklaim Bisa Cegah Stunting. Benarkah? Ini Kata Kepala Subdivre Banyumas
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: yayan isro roziki
Beras Bulog Fortivit Diklaim Bisa Cegah Stunting. Benarkah? Ini Kata Kepala Subdivre Banyumas
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Perum Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) Banyumas memproduksi beras bervitamin yang diklaim anti-stunting, dengan merk 'Fortivit'.
Beras bervitamin diciptakan sebagai bentuk program perbaikan gizi masyarakat dan percepatan pencegahan stunting.
Hanya ada dua cabang Perum Bulog yang memroduksi beras 'Fortivit' ini, yaitu di Banyumas dan Karawang.
Beras 'Fortivit' diproduksi Perum Bulog Cabang Banyumas di Gumilir, Kabupaten Cilacap.
• Melegakan, Pasien Suspect Corona Asal Banjarnegara Dinyatakan Negatif. Bupati Beri Kepastian Ini
• Tanggal Merah di Tahun 2020 Makin Banyak. Pemerintah Tambah Libur dan Cuti Bersama 4 Hari
• Baterai Ponsel Anda Hampir Habis? Ini Waktu yang Tepat untuk Charge Hp
• Pemain Sepak Bola Nigeria Ini Meninggal di Lapangan, Kolaps di Tengah Pertandingan, Ambulans Mogok
Beras bervitamin tersebut diluncurkan oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, pada 2019.
"Beras fortifikasi diolah dari beras lokal, baik beras merah maupun beras putih," ujar Kepala Bulog Subdivre Banyumas,
Dani Satrio saat ditemui di Kantor Perum Bulog Subdivre Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Dani mengatakan jika beras berasal dari hasil panen petani di wilayah eks-Keresidenan Banyumas Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
"Fortifikasi beras dilakukan dengan menambah beberapa vitamin dan mineral.
• Perampokan Sopir Taksi Online di Boyolali, Leher Korban Dijerat Kabel USB Dada Ditusuk Pisau
Vitamin itu terdiri atas vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9 (Asam Folat), vitamin B12, Zat Besi (Iron), dan Zink," tambah Dani saat menerima kunjungan anggota Komisi VI DPR RI, Siti Mukaromah.
Beras 'Fortivit' sudah dikirim ke Jakarta dan berbagai kota di Jawa, luar Jawa, bahkan hinggan ke Nusa Tenggara Timur.
Produksinya sendiri sudah mencapai 20-30 ton per bulan.
• Korban Tewas DBD di NTT Capai 32 Orang, Kemenkes Bahas Langkah Khusus. Lebih Mematikan dari Corona?
Pihaknya mengatakan jika saat ini beras Fortivit masih dalam tahap pengembangan dengan kapasitas produksinya 100 ton.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah memberikan apresiasi atas inovasi yang telah dilakukan Perum Bulog Banyumas.
"Semua jenis beras bisa diolah menjadi beras Fortivit yang mengandung berbagai vitamin dan mineral," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/bulog-banyumas-beras-fortivit.jpg)