Teror Virus Corona
Ahli Australia Ungkap Fakta Kebiasaan Orang Indonesia yang Berpotensi Buat Corona Tidak Terdeteksi
Ahli penyakit menular dari Australia menyebut virus corona sebenarnya sudah masuk ke Indonesia namun tidak terdeteksi.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Ahli penyakit menular dari Australia menyebut virus corona sebenarnya sudah masuk ke Indonesia namun tidak terdeteksi.
Melansir dari SBS, ahli penyakit menular dari Australia National University (ANU) Profesor Sanjaya Senanayake mengatakan jika Indonesia kemungkinan sudah tercemar virus corona namun tidak terdeteksi.
Terlebih kebiasaan orang Indonesia yang lebih memilih berdiam di rumah ketika sakit daripada harus ke rumah sakit.
"Mungkin itu masalahnya, mereka tidak mendeteksi virus Corona," kata Senanayake.
Ia menuturkan, semua tergantung pada kemampuan layanan kesehatan.
• Innalilahi Wakil Wali Kota Kediri Meninggal Dunia Karena Pendarahan Otak
• KPI Tegur Hotman Paris Karena Merangkul Pinggang Wanita Dalam Acara di I News TV
• Update 16 Februari Virus Corona Korban Meninggal Mencapai Angka Setan 1 666
• Penyesalan Lucinta Luna jadi Artis hingga Cerita Depresi Akibat Dibully
"Ini tergantung dengan kemampuan layanan kesehatan untuk menyaring dan mendeteksi." lanjutnya.
Terlebih virus corona hingga Minggu (16/2/2020) pagi hari ini, telah mencapai 1666 korban meninggal.
Selain itu, terdapat juga kasus baru yang telah dikonfirmasi sebanyak 1.843 kasus, dengan 1.548 kasus di Ibu Kota Wuhan.
Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China ini telah menyebar ke berbagai negara.
Bahkan negara tetangga Indonesia seperti Australia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Kamboja telah dikepung virus mematikan ini.
Namun yang menariknya, Indonesia justru menyatakan jika belum adanya kasus terkait virus corona.
Hal ini tentu menuai perhatian banyak pihak, seperti peneliti dari Harvard serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Disisi lain, Chief Medical Officer Australia Brendan Murphy mengaku sangat heran karena tak ada satupun warga negara Indonesia yang dilaporkan terinfeksi virus corona.
"Seharusnya ada alasan untuk khawatir, mungkin ada kasus yang tak terdeteksi," ujar Brendan.