Berita Wonosobo

Unik, Caping yang Jadi Alat Musik ini Hasilkan Suara Mirip Gamelan, Asli Wonosobo

Alat musik tradisional bundengan mulai dihidupkan kembali di Kabupaten Wonosobo

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Tribunbanyumas.com/Khoirul Muzaki
Siswa SMPN 2 Selomerto Wonosobo memainkan alat musik bundengan 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Alat musik tradisional bundengan mulai dihidupkan kembali di Kabupaten Wonosobo.

Yatno, pemuda asal Desa Lamuk Kecamatan Kaliwiro Wonosobo mengaku tertarik memainkan alat musik itu sejak pertama kali berkenalan, sekitar 2016 silam.

Yatno mulanya adalah pemain Campursari. Tangannya sudah terbiasa memainkan berbagai alat musik meski ia tak mau dibilang mahir.

Kendati demikian, tidak mudah baginya untuk memainkan alat musik bundengan.

Ia mengaku butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa memainkan alat musik itu.

"Ada yang katanya mahir gamelan, ketika menjajal bundengan juga kesulitan,"katanya

Bagi Yatno, bundengan punya kelebihan dan kekhasan tersendiri di banding alat musik lain.

Dengan satu alat musik itu, jika mahir memainkan, pemain bundengan bisa membuat kagum pendengarnya.

Alunan musik bundengan bisa terdengar seperti beberapa alat musik sedang dimainkan secara bersamaan.

Terlebih jika pemainnya bisa juga menembang.

Musik dari alat tunggal itu tak ubahnya seperangkat gamelan lengkap dengan penyinden.

Menurut Yatno, nada yang dihasilkan dari petikan bundengan menyerupai bunyi alat musik kenong, bende dan gong pada gamelan.

"Kalau bisa main bundengan, dan bisa nyanyi sekalian, itu seperti banyak orang yang main. Padahal yang main cuma satu orang,"katanya

Karenanya, alat musik itu tak perlu dukungan alat musik lain untuk memainkannya.

Tetapi bisa saja alat itu dikombinasikan dengan instrumen lain untuk menghasilkan paduan musik yang diinginkan.

Ia pun pernah melihat bundengan bisa dimainkan pada aliran musik jazz.

Sayangnya, alat musik tradisional ini kurang diminati anak muda di desa.

Menurut Yatno, kecenderungan anak muda kini lebih menyukai alat musik modern semisal gitar dan piano.

Ia dan pegiat seni bundengan lain di Wonosobo pun berusaha mengampanyekan alat musik ini sebagai warisan budaya leluhur yang mesti dijaga.

"Yang suka itu malah saya lihat orang-orang kota, anak muda di desa tidak suka musik etnik,"katanya

Yatno tak sekadar memainkan, ia juga membuat sendiri alat musik itu di rumah sebagai usaha sampingan.

Yatno kerap melayani pesanan alat musik berbahan utama bambu itu dari luar kota. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved