Berita Viral
Heboh Buaya Berkalung Ban, Pernah Panggil Panji Petualang hingga Gelar Sayembara untuk Melepasnya
Heboh Buaya Berkalung Ban, Pernah Panggil Panji Petualang hingga Gelar Sayembara untuk Melepasnya
"Kami menggunakan harpun (sejenis tombak).
Cuma kendala ombak besar dan buayanya timbul tenggelam, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga menyulitkan teman-teman menggunakan alat itu," kata Haruna.
Harpun yang digunakan BKSDA dibuat lebih aman dan tidak mematikan.
Alat itu lebih aman ketimbang tembakan bius.
Bius lebih berisiko karena ketika terkena tembakan bius, buaya akan kaget dan masuk ke dalam air. "
Kalau sudah masuk ke dalam air, tim kita akan mengalami kesulitan untuk mengambil buaya berkalung ban, karena banyak juga buaya lain di sungai Palu itu.
Dan dipastikan buaya berkalung ban bisa mati," kata Rino, salah satu tim Satgas buaya berkalung ban, Jumat (7/2/2020).
Populasi
Pasca-bencana alam, BKSDA belum mendata kembali soal populasi buaya yang ada di sungai Palu.
Namun, sebelum gempa pada September 2018, tercatat buaya di sungai Palu ada 37 ekor.
Saat ini diperkirakan jumlahnya semakin bertambah.
Hingga kini, upaya penyelamatan buaya berkalung ban masih terus dilakukan.
Tim mengaku kesulitan jika posisi buaya berada di muara karena arus yang cukup kencang.
"Kita mencoba menggiring buaya ke posisi jauh dari muara. Itu akan memudahkan kita bekerja," ujar Haruna.
Buaya Terjerat Ban Bekas Muncul Lagi Setelah 3 Tahun, Begini Kondisinya