Dijanjikan Bisa Main Sinetron, 20 Gadis Justru Jadi Korban Pencabulan
Impian menjadi pemain sinetron beberapa gadis ini sirna, bukan tampil di layar televisi mereka justru digagahi para agensinya.
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Impian menjadi pemain sinetron beberapa gadis ini sirna, bukan tampil di layar televisi mereka justru digagahi para agensinya.
Aparat kepolisian dari Polres Metro Jakarta Barat menangkap empat tersangka kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie A Latuheru mengungkap inisial keempat tersangka tersebut, yakni Y, RD, I, dan ADS.
Audie berujar, keempat tersangka menjalankan modus yang hampir mirip, yakni dengan merayu korbannya.
Y, misalnya, dia mengiming-imingi korban peran figuran dalam sinetron agar bisa terkenal.
• Tina Toon Hiasi Rumah dengan Pernak-Pernik Nuansa Imlek dan Masak Makanan Tionghoa
• Tak Ingin Pisah dengan Atta Halilintar, Aurel Hermansyah: Aku Sayang
• Imlek ; Shio yang Diramal akan Hoki Pada Tahun Tikus Logam
"Pelaku merayu korban agar mau disetubuhi dengan alasan sebagai persyaratan untuk bisa menjadi pemain figuran.
Setelah itu pelaku melancarkan aksi bejatnya di sebuah hotel di Jakarta Barat," ungkap Kombes Audie di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat (24/01/2020).
Tak disangka, para tersangka sudah melakukan tindak kejahatannya sejak 14 Februari 2019 hingga sekarang.
Tersangka juga mengincar korban di bawah umur.
Tercatat sudah 20 orang menjadi korban pencabulan.
Kasus ini terungkap setelah korban merasakan sakit di sekitar alat vitalnya dan mengadu kepada orangtua sebelum akhirnya melapor ke Polres Metro Jakarta Barat.
• Video : Kondisi Kota Wuhan Tiongkok China Pasca Corona Virus Seperti Kota Mati
• Kronologis Siswi SMA Diculik Sopir Angkot Hingga Dibunuh dan Dimutilasi
• Jadwal Serie A Liga Italia ada Napoli vs Juventus Berikut yang Live di RCTI
"Pelaku kami tangkap ketika pelaku mencoba kembali menghubungi korban," ucap Audie.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya juga mengatakan bahwa tersangka lain, yakni RD, merupakan orang kepercayaan orangtua korban TE.
Karena sudah percaya kepada tersangka, kemudian menitipkan anaknya kepada tersangka.
Namun, kepercayaan disalahgunakan oleh RD.