Keraton Agung Sejagad Didirikan di Pogung Purworejo karena Alasan Khusus, Ini Cerita Totok Santoso
Salah seorang anggota atau yang disebut sebagai punggawa, mengungkapkan ceritanya bisa masuk menjadi bagian keraton
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOREJO - Kehebohan melanda warga Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, dengan munculnya Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS).
Salah seorang anggota atau yang disebut sebagai punggawa, Puji, mengungkapkan ceritanya bisa masuk menjadi bagian keraton.
Puji mengaku bergabung dengan KAS sejak 2015.
• Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Ramal Perang Dunia III Tahun 2020, Ini Janjinya ke Para Pengikut
• Beri Makan Majikan Nasi Campur Air Kencing, Ludah, dan Darah Haid, TKW Ini Beberkan Alasannya
• Alasan Zuraida Bunuh Hakim Jamaluddin Suaminya di Ranjang Terungkap: Kalau Bukan Dia, Saya yang Mati
• Bak Sinetron, Ini Kronologi Kembar Nadya dan Nabila Bertemu, Awalnya Keluarga Tak Mau Jujur
Dia bergabung karena adanya ajakan dari Sinuhun atau Totok Santoso Hadiningrat.
Sinuhun atau Totok Santoso Hadiningrat menurutnya adalah trah Eyang Hanyokrokusumo.
Puji diajak oleh Sinuhun bersama dengan suaminya.
Dia sendiri bertugas seperti penyambut tamu, persis berada di depan pintu masuk keraton.
Suaminya sendiri bertugas di depan pintu gerbang keraton sekaligus mencatat daftar hadir para pengunjung.

Terkait dengan keanggotan keraton berasal dari berbagai daerah, seperti Purbalingga dan Wonosobo.
Tetapi banyak juga yang warga asli Purworejo.
Puji menyampaikan jika Sinuhun kerap menguraikan sejarah.
"Nenek moyang saya menceritakan jika, akan ada istilahnya 'pasar ilang kumandange'
dan percaya akan kedatangan Kaisar Sinuhun yang merupakan titisan keturunan eyang Majapahit," katanya kepada Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).
Para punggawa termasuk juga Puji percaya jika dulunya daerah Pogung yang saat ini dijadikan keraton tersebut dilewati sebuah kereta kencana dan merupakan bekas keraton.
"Makanya dipilih di sini karena ada kisah seperti itu.
Bahasanya adalah 'ndililah' atau kebetulan dan membuat para pengikut percaya dengan panggilan alam," ungkapnya.