Berita Jateng

Dua Bocah Tenggelam Dalam Dua Hari, Terpeleset di Embung dan Terseret Arus di Bendungan Semarang

Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy mengatakan bahwa korban diduga berniat menyerok ikan di sisi embung

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: Rustam Aji
istimewa/polres semarang
LOKASI TENGGELAM - Polisi memeriksa lokasi tenggelamnya seorang bocah di Embung Penampungan Air Hujan (PAH), Dusun Krajan IV, Desa Pucung, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, Kamis (8/10/2025). 

Tanpa disadari, korban berenang mendekati sisi bendungan yang memiliki kedalaman antara 2,5 hingga 3 meter.

"Korban diduga tidak menyadari kedalaman air. Saat tubuhnya tidak muncul kembali ke permukaan, teman-temannya langsung meminta bantuan warga," kata Iptu Budiyono.

Seorang warga sekitar, Muhammad Jawat (41), yang sedang bekerja di tempat penggergajian kayu tak jauh dari lokasi, segera turun ke bendungan untuk mencari korban. 

Karena kondisi air sangat keruh, dia memutuskan membuka pintu air agar permukaan air surut. 

Dia juga memanggil saudaranya, Muhammad Fahmi (35), yang akhirnya menemukan korban di dasar bendungan.

Kapolsek Tengaran, AKP M Budiyono mengatakan bahwa korban sempat diberi pertolongan pertama sebelum akhirnya dibawa ke RSUD Salatiga menggunakan ambulans dari Puskesmas Tengaran.

Setelah diperiksa oleh tim medis RSUD, korban dinyatakan meninggal dunia. 

Baca juga: Ada 5.000 Lowongan Pekerjaan, Jangan Lewatkan Job Fair Purbalingga 2025 di November, Siapkan Berkas!

Hasil visum dari dokter menunjukkan tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban. 

Kematian disebabkan karena tenggelam, dengan indikasi air masuk ke saluran pernapasan dan lambung.

Dua kejadian berturut-turut ini menjadi perhatian serius aparat kepolisian dan pemerintah daerah. Kapolsek Bringin dan Kapolsek Tengaran secara tegas mengimbau kepada masyarakat, khususnya orangtua, agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anak, terutama di sekitar lokasi yang rawan air seperti embung, sungai, atau bendungan.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, menegaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan desa-desa untuk memperkuat sistem peringatan dan pengawasan di area berisiko tinggi.

“Kejadian ini harus menjadi peringatan bersama. Anak-anak tidak boleh dibiarkan bermain di lokasi berbahaya tanpa pengawasan,” tegas dia. (rez)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved