Berita Cilacap
Tak Hanya di Cibeunying, Longsor dan Banjir Landa Desa-desa di Majenang Cilacap
Di Kecamatan sama, Majenang, banjir menggenangi dua desa yaitu Desa Mulyasari dan Pahonjean serta tanah longsor di Desa Bener
Penulis: khoirul muzaki | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP- Hujan lebat sejak Kamis (13/11/2025) malam memicu longsor besar yang menimbun beberapa rumah di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Cilacap, Priyo Prayudha Utama, mengatakan pihaknya langsung mengirim tim setelah menerima laporan dari warga.
Data awal, sebanyak 46 penduduk terdampak bencana tersebut. Adapun rinciannya, dua orang meninggal, 23 orang selamat, dan 21 warga masih dicari.
Tim SAR Gabungan dari berbagai unsur masih berjibaku di lapangan untuk menemukan korban yang diperkirakan tertimbun material longsor.
Proses pencarian dilakukan secara manual karena kondisi tebing yang terjal dan tanah yang masih labil setelah diguyur hujan.
"Upaya pencarian akan terus dilakukan hingga seluruh korban ditemukan," ujar Priyo.
Baca juga: Cilacap Darurat Banjir dan Longsor, 21 Warga Hilang hingga Ratusan Warga Ngungsi
Merata
Bencana alam bukan hanya terjadi di Desa Cibeunying. Di Kecamatan sama, Majenang, banjir menggenangi dua desa yaitu Desa Mulyasari dan Pahonjean. Juga terjadi bencana tanah longsor di Desa Bener.
Desa Bener menjadi wilayah paling terdampak tanah longsor dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 650 juta. Sementara 279 warga harus mengungsi.
“Sebagian warga kini masih bertahan di balai desa dan rumah kerabat, sementara kami terus berkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi,” ungkap Taryo.
Selain Desa Bener, pengungsian juga terjadi di Desa Mulyasari dengan jumlah 90 KK atau sekitar 150 jiwa.
Penanganan Darurat
Longsor dan banjir juga melanda sejumlah desa di kecamatan tetangga, masih di Cilacap Barat.
Penanganan darurat bencana di wilayah Majenang, Karangpucung, dan Wanareja, Kabupaten Cilacap, terus dilakukan hingga hari ketiga, Kamis (13/11/2025), dengan melibatkan alat berat dari BBWS Citanduy, Perhutani, dan Dinas PUPR.
Kepala Pelaksana Badan Penanggung Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Taryo mengatakan, pihaknya terus berupaya memulihkan akses jalan dan memastikan keselamatan warga terdampak.
Di Kecamatan Karangpucung, jalan Ciraja–Cirelang di Desa Surusunda kini sudah kembali bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat setelah tertimbun longsor.
Menurut Taryo, pekerjaan di lokasi tersebut sudah mencapai 100 persen dan masyarakat kini bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Sementara itu, di Desa Bengbulang, Kecamatan Karangpucung, dua titik longsor di jalan Bengbulang–Sawangan juga mulai tertangani dengan progres mencapai 90 persen.
"Alat berat dari Dinas PUPR masih bekerja untuk menuntaskan pembersihan material agar jalur ini bisa benar-benar aman dilalui," jelas Taryo.
Di Kecamatan Wanareja, banjir masih menggenangi sebagian wilayah Desa Sidamulya dan Desa Tarisi dengan total lebih dari 800 rumah terdampak.
“Meski air mulai surut di Sidamulya, warga di Tarisi masih bersiaga karena ketinggian air mencapai 55 cm di dalam rumah dan hingga 140 cm di area persawahan,” ujar Taryo.
BPBD Cilacap juga mencatat kerusakan lahan pertanian di empat desa dengan total luas 103 hektare dan kerugian mencapai lebih dari Rp 220 juta.
Taryo menambahkan, kerugian paling besar terjadi di Desa Tarisi dengan lahan sawah terendam mencapai 50 hektare akibat genangan yang belum surut sepenuhnya. (Rayka Diah)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Longsor-cibeunying-cilacap.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.