TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Program MBG di Banyumas tak hanya menuai banyak kritik karena rasa makanannta hambar, porsi yang kurang, hingga siswa tak selera makan.
Namun, lebih dari itu, ternyata juga ada temuan yang menjadi catatan buruk selama program MBG ini dijalakan di Kabupaten Banyumas, mulai dari penghentian operasional dapur, distribusi makanan, hingga komplain siswa atas kualitas menu yang disajikan.
Yang mengejut, program pemerintah yang dijalankan Badan Gizi Nasional ini, sejak awal pelaksanaannya pada Februari 2025, program ini belum sepenuhnya berjalan mulus.
Dapur MBG di Kranji sempat berhenti beroperasi akibat kendala teknis, sehingga mengganggu distribusi makanan untuk ribuan siswa penerima manfaat.
Setidaknya 2.670 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK, SD Negeri 1 Kranji, SMP Negeri 8 Purwokerto, hingga SMK Negeri 2 Purwokerto, terdampak akibat penghentian sementara operasional dapur tersebut.
Di sisi lain, ada kasus Roti Jamuran di SMAN 2 Purwokerto.
Kejadian itu terjadi Selasa (27/5/2025), seorang siswa SMAN 2 Purwokerto membagikan temuan roti sandwich berjamur ke media sosial Instagram.
Baca juga: FX Hadi Rudyatmo Gantikan Bambang Pacul Pimpin PDIP Jateng
Baca juga: Banyak Dikritik karena Rasa Makanan Hambar, hingga Siswa Tak Selera Makan
Roti rasa cokelat tersebut tercatat memiliki masa kedaluwarsa hingga 30 Juli 2025, namun dalam kondisi berjamur saat diterima siswa.
Atas temuan itu, pihak sekolah langsung melaporkannya ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Dinas Kesehatan Banyumas.
"Kami pantau, dan alhamdulillah tidak ada anak yang mengalami gangguan kesehatan, tidak ada yang mengeluh pusing atau mual," ujar Irsyam Priadi, Wakil Kepala SMAN 2 Purwokerto.
Selain soal keamanan makanan, kualitas dan selera menu MBG juga dikeluhkan siswa.
Pihak sekolah mencatat pada awal pelaksanaan, banyak makanan tidak habis karena menu tidak sesuai selera anak.
"Ayam gorengnya terlalu kering, pepaya tidak berasa, apel kecil. Makanan berkuah juga kalau sudah ditutup jadi aromanya seperti basi," ungkap Irsyam.
Lebih parahnya lagi, pihak sekolah bahkan sempat menemukan bau sabun pada makanan, yang diduga berasal dari kotak makanan yang tidak dicuci bersih.
Pernah juga ditemukan ulat pada buah, yang membuat anak merasa jijik dan enggan makan.