TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Ajakan memilih kotak kosong mulai mengemuka dalam Pilkada Banyumas 2024.
Memilih kotak kosong mulai mendominasi di perbincangan publik di Banyumas.
Gerakan ini semakin marak di media sosial dan oleh sejumlah kelompok warga dan menimbulkan kontroversi.
Apalagi suasana politik saat ini di Banyumas yang penuh dinamika.
Ajakan memilih kotak kosong tidak hanya datang dari pengurus partai non-parlemen dan lembaga sosial masyarakat (LSM), tetapi juga dari warga perorangan.
Baca juga: Imbas Kekeringan Parah, Tanaman Padi di Ajibarang Banyumas Layu dan Mati
Fenomena ini muncul karena Pilkada Banyumas kali ini hanya diikuti oleh pasangan calon tunggal.
Pasangan itu adalah Sadewo Tri Lastiono-Dwi Asih Lintarti, yang diusung oleh 12 partai politik besar.
Ke-12 partai yang mendukung Sadewo-Lintarti meliputi PDIP, PKB, PKS, PAN, PPP, Perindo, Partai Gelora, Partai Umat, Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, dan Nasdem.
Ketiadaan pesaing membuat beberapa pihak merasa ajakan memilih kotak kosong adalah bentuk protes kurangnya pilihan dalam Pilkada kali ini.
Baca juga: Daftar 35 Desa Terdampak Kekeringan di Banyumas, 1 Juta Liter Air Bersih Telah Disalurkan Tak Cukup
Ketua Bawaslu Kabupaten Banyumas, Imam Arif Setiadi mengatakan ajakan memilih kotak kosong itu boleh-boleh saja.
Yang tidak diperbolehkan adalah ajakan golput, mencemarkan nama pasangan calon, atau melakukan hasutan.
"Kita masih menunggu regulasi terbaru terkait Pilkada dengan opsi kotak kosong, termasuk bagaimana KPU akan menyosialisasikannya kepada masyarakat," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (3/9/2024).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah, apabila kotak kosong memenangkan suara melawan pasangan calon tunggal.
Maka jabatan pimpinan daerah akan diisi oleh penjabat sementara yang ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri.
Pasangan calon yang kalah tetap dapat mencalonkan diri pada Pilkada periode mendatang.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian, serta memicu diskusi tentang keadilan dan representasi dalam pemilihan umum.
Masyarakat Banyumas kini menghadapi dilema besar, memilih kotak kosong sebagai bentuk protes atau memberikan suara kepada pasangan calon tunggal. (jti)