Berita Cilacap

Kisah Warga Rawajaya Cilacap Sulap Limbah Plastik Jadi Aneka Keranjang, Pemasaran Sampai Luar Jawa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga desa Rawajaya, Cilacap saat membuat kerajinan keranjang anyaman dari limbah plastik di rumah Mukhlasin.

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Mukhlasin (49) warga desa Rawajaya, kecamatan Bantarsari, Cilacap berhasil menyulap limbah plastik menjadi sebuah kerajinan.


Limbah tali plastik atau tali strapping band dibuat menjadi tas anyaman yang bernilai ekonomi tinggi.


Kerajinan tangan buatan Mukhlasin ini banyak diminati masyarakat bahkan telah tembus hingga pasar luar Jawa.


Bertempat di rumahnya yang berada di dusun Rawakeling, Mukhlasin dan 20 orang warga sekitar dengan telaten menganyam satu persatu tali plastik menjadi kerajinan tas anyam.


Usaha kerajinan anyaman itu sudah dilakoni Mukhlasin sejak 8 tahun silam atau pada tahun 2016.

Baca juga: KH Imaduddin Utsman Bakal Hadiri Seminar Ilmiah Soal Nasab Baalwi di UIN Walisongo Semarang


Diceritakan Mukhlasin, dirinya merintis usaha itu berawal dari ajakan salah satu temannya untuk memanfaatan limbah plastik.


Berkat ajakan itu, kini dia bisa memberdayakan puluhan warga sekitar menjadi tenaga kerjanya.


Setiap hari puluhan pekerjanya itu datang ke rumah Mukhlasin untuk memproduksi aneka keranjang.


"Awal mula pembuatan kerajinan limbah plastik ini kami mendapat ajakan dari teman yang menawarkan suatu limbah.
Limbah ini kemudian dimanfaatkan untuk dibuat menjadi barang kerajinan yang dibutuhkan warga desa ini terutama keranjang," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com


Diungkapkan Mukhlasin bawa dirinya mendapat limbah tali plastik tersebut dari daerah Bandung, Jawa Barat.


Awalnya dia membuat kerajinan jenis krombong atau keranjang motor secara autodidak.


Rupanya keranjang motor hasil tangan pria tiga anak ini diminati banyak masyarakat.


Kemudian akhirnya berkembang memproduksi kerajinan jenis lainnya seperti tas, meja, tempat sampah, keranjang baju, ayunan dan lainnya.


Total hingga saat ini ada sekira 20 jenis keranjang yang diproduksi Mukhlasin dan anak buahnya itu.

Baca juga: Tiga Hakim PN Surabaya yang Bebaskan Ronald Tannur Diusulkan Dipecat


Diceritakan dia bahwa awalnya proses pemasaran keranjang buatannya itu hanya dititipkan di kios-kios relasinya.


Namun seiring berjalannya waktu, hasil karya Mukhlasin semakin dikenal konsumen.


Keranjang-keranjang buatannya mendapat minat tinggi dan respon positif dari konsumen hingga akhirnya dia mendistribusikan ke luar kota.


Bahkan, buah karyanya itu telah menembus pasar di wilayah Sumatera hingga Kalimantan.


"Utamanya pemasaran terbesar di wilayah Cilacap Barat, terjauh ke luar jawa seperti Jambi, Sumatera hingga Kalimanran.
Kalau di pulau Jawa pemasaran juga ke kabupaten tetangga seperti Pangandaran, Ciamis dan lainnya," kata Mukhlasin.


Produk kerajinan yang diproduksi Mukhlasin ini dijual mulai dari harga Rp20-200 ribu per buahnya.


Perbedaan harga tergantung dari jenis dan ukuran masing-masing keranjang.


Berkat kerja keras dan ketelatenannya tersebut, kini dalam sebulan Mukhlasin memiliki penghasilan hingga Rp7 juta rupiah.


Dalam sebulan Mukhlasin dan para pengrajin biasanya memproduksi sekira 300 buah keranjang anyaman dari berbagai jenis.


Mukhlasin mengaku bersyukur, karena usahanya yang dirintis secara autodidak itu rupanya bisa berkembang seperti sekarang.


Terlebih usaha tersebut mampu memberdayakan masyarakat sekitar terkhusus untuk membantu perekonomian.


Salah seorang pekerja Tuti (42) mengaku begitu bersyukur dapat ikut bekerja di tempat produksi kerajinan itu.


Dengan adanya pekerjaan tersebut, dirinya yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga kini bisa menghasilkan uang dan menambah pendapatan keluarga.

Baca juga: Kakek dan Nenek Pencopet Beraksi Saat Ribuan Pengunjung Nikmati Hiburan DCF


Bahkan pekerjaan yang digelutinya selama 3 tahun belakangan, kini malah menjadi tumpuan ekonomi bagi keluarganya.


"Sangat membantu penghasilan, yang tadinya cuma lumayan sekarang malah buat pokok (read pekerjaan utama)," ungkap dia.


Dalam sehari Tuti biasanya mampu memproduksi sekira 6 buah keranjang dari berbagai jenis dan ukuran.


Biasanya Tuti dan teman-temannya memproduksi keranjang mulai dari pagi hingga sore hari. (pnk)

 

Berita Terkini