Cerita kelumpuhan Turiyan itu bermula sejak kelas 2 sekolah dasar (SD).
Saat itu, setiap organ tubuhnya masih normal.
Sampai akhirnya, Turiyan yang merupakan anak ketiga dari sembilan bersaudara mengalami kecelakaan.
Ketika itu, Turiyan yang masih berumur sekitar 10 tahun mandi di sungai bersama teman-temannya.
Nahas, dia terjatuh saat melompati bebatuan.
Kedua kakinya terperosok di antara batu dan menimpanya.
Sejak saat itu, Turiyan tidak bisa berjalan.
Berbagai pengobatan telah dilakukan, namun hasilnya tidak maksimal.
Kaki Turiyan mulai paha sampai ke telapak kaki lumpuh dan kondisinya mengecil.
"Jatuh di sungai kejepit batu. Ditolong oleh lima orang, tapi tidak bisa," kata dia.
Sejak saat itu, Turiyan berjalan menggunakan tangannya.
Lalu di usia 20 tahun, Turiyan berinisiatif membuat mobil-mobilan dari kayu yang bisa ditumpanginya untuk berjalan.
"Saya buat seperti ini supaya saya lebih cepat (berjalannya)," kata dia.
Hidup mandiri membuat kerajinan bambu Turiyan tinggal seorang diri di rumahnya.
Saudaranya sudah memiliki keluarga dan rumah masing-masing.