Teror Virus Corona

Jahe Merah Tembus Rp 100 Ribu Per Kilo Dampak Virus Corona

Editor: Rival Almanaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JAHE REMPAH - Aktivitas di Warung Wedang Rempah Mbah Jo, Rabu (4/3/2020) sore di belakang Kantor Gubernuran Jawa Tengah, Kota Semarang.

TRIBUNBANYUMAS.COM - Anggapan jahe sebagai obat herbal penangkal dari virus corona, membuat harganya melonjak tajam di pasaran.

Selain itu, umbi yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur ini juga semakin sulit dicari.

Rudi, salah seorang pedagang wedang jahe susu di Jalan Hankam, Ujung Aspal Bekasi mengatakan, dirinya saat ini kesulitan mendapatkan jahe sebagai bahan baku minuman yang dijualnya.

Kalaupun ada, harganya sudah melonjak hingga Rp 70.000/kg. "Jahe mahal banget sekarang, terutama jahe merah, sekarang sudah Rp 70.000/kg di Pasar Induk Kramatjati (Jakarta). Kalau beli di pasar kecil, lebih mahal lagi, sudah Rp 100.000/kg kayak di Pasar Kranggan (Bekasi)," kata Rudi, Minggu (8/3/2020).

Mayat Wanita Bertatto di Lembang Diduga Sebagai Anggota Geng Motor, begini Penjelasan Polisi

Pebalap Indonesia Mengungguli Catatan Waktu Juara Moto3 di Qatar

Chord Kunci Gitar Lagu Jangan Pernah Selingkuh Angkasa

Benarkah Uang Bisa Jadi Media Penyebaran Virus Corona? Bagini Penjelasannya

Tak cuma jahe, empon-empon lain juga harganya sudah melambung. Harganya rata-rata naik di atas dua kali lipat, puncaknya sejak sepekan lalu.

"Lalu temulawak sekarang Rp 50.000/kg, kencur Rp 60.000. Tapi meski naik jahe, belum ada rencana naikkan harga wedang jahe susu," ungkap Rudi.

Kenaikan harga empon-empon memang merata di hampir semua pasar di berbagai daerah pasca pengumuman kasus corona pertama di Indonesia yang diumumkan langsung Presiden Jokowi.

Dikutip dari Antara, harga jahe merah di Pasar Flamboyan Pontianak saat ini sudah mencapai Rp 80.000/kg dari harga sebelumnya yang semula Rp 60.000/kg.

"Begitu juga jahe putih sebelumnya Rp 40.000/kg sekarang menjadi Rp 60.000/kg. Harga ini naik dikarenakan stok jahe merah dan jahe putih terbatas," ujar Ayun, salah satu pedagang di Pasar Flamboyan.

Dia mengaku, pasokan jahe yang dibelinya itu tidak didatangkan dari luar, namun berasal dari para petani di Pontianak.

Memang ada jahe impor, namun jumlahnya terbatas, kualitasnya pun tak sebaik jahe lokal.

Kenaikan permintaan jahe didorong karena banyak masyarakat yang membutuhkan jahe untuk penangkal penyakit.

"Kualitas jahe merah dan jahe putih impor tak sebagus yang lokal dilihat dari bentuknya, yang lokal sangat besar-besar.

Sedangkan yang impor kecil-kecil, sehingga kami jarang menjual jahe yang impor," ungkapnya.

Sebagai informasi, jahe merah jadi salah satu empon-empon yang paling banyak dicari di tengah kekhawatiran virus corona beberapa hari belakangan.

Halaman
12

Berita Terkini