Berita Jateng
Mulai Beroperasi, Berikut Syarat dan Ketentuan Mendaftar di Sekolah Rakyat Wonosobo
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat meresmikan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 35 Wonosobo
Penulis: Imah Masitoh | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat meresmikan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 35 Wonosobo, Kamis (15/8/2025), sekaligus membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Kegiatan ini diawali dengan upacara pembukaan yang berlangsung khidmat dan haru, terutama saat perwakilan siswa berpamitan kepada orang tua.
Bupati bersama jajaran forkopimda juga meninjau langsung kesiapan fasilitas sekolah, mulai dari asrama, ruang makan, hingga ruang kelas yang telah direhabilitasi.
Bupati Afif menyampaikan rasa syukur atas antusiasme siswa dan orang tua dalam mengikuti program pemerintah pusat Sekolah Rakyat (SR).
Saat meninjau gedung, Bupati menyampaikan apresiasi asrama yang digunakan untuk siswa telah representatif dilengkapi kamar mandi dalam, meja belajar, serta pemisahan lantai antara siswa putri dan putra.
"Saya bersyukur melihat orang tuanya begitu senang, bahagia, kemudian anak-anak juga begitu semangat," ungkapnya.
Bupati menjelaskan bahwa SRMA 35 Wonosobo masih tahap rintisan, dan tahun depan akan menerima siswa lebih banyak.
Untuk itu, Pemkab akan menyiapkan lahan 8 hektare untuk pengembangan sarana SR bersama Kemensos dan Kementerian PUPR. Beberapa lokasi telah diusulkan, dan masih dalam tahap kajian bersama DPRD.
"Mohon doanya saja ke depan nanti bisa kita wujudkan sinergitas antara Pemda dan juga Kemensos untuk bisa dibuatkan, dibangunkan sarana-prasarana pembelajaran yang lebih memadai," imbuhnya.
Kepala Sekolah SRMA 35 Wonosobo, Anik Wulandari Permana, menjelaskan tahapan pertama ini SRMA 35 Wonosobo menerima 100 siswa yang masuk kategori miskin desil 1.
Siswa yang diterima telah melakukan tes kesehatan dan dinyatakan sehat untuk bisa belajar di SR. Dari 100 siswa dibagi menjadi 4 kelas, masing-masing kelas berjumlah 25 siswa.
Selain itu siswa juga akan tinggal di asrama selama bersekolah di SR. Untuk asrama di SRMA 35 Wonosobo terdiri dari 16 kamar, 8 kamar di lantai atas dan 8 di bawah, masing-masing kamar diisi 8 siswa.
“Lantai satunya untuk putri, lantai duanya untuk putra,” ucapnya.
Tenaga pengajar dan pengasuh di SRMA 35 Wonosobo berjumlah 40 orang, termasuk kepala sekolah.
Sistem pengasuhan menggunakan sistem shift menyesuaikan kebijakan dan regulasi Kemensos.
Anik menjelaskan, SRMA 35 menerapkan dua kurikulum yakni kurikulum sekolah dan kurikulum asrama.
Terkait kurikulum asrama berisi pelatihan kemandirian atau activity daily living (ADL) seperti penggunaan toilet duduk, mandi dengan shower, mencuci manual, dan pengelolaan jadwal secara disiplin.
Terkait aturan kunjungan dan izin pulang, siswa hanya diperbolehkan pulang tiga kali dalam setahun yakni akhir semester 1, semester 2, dan saat hari raya agama.
Meski begitu, Anik menyebut, Kemensos memberi kelonggaran di awal masa adaptasi bagi orang tua yang ingin menjenguk anak.
Selain itu, siswa juga diperbolehkan membawa HP, namun dengan pembatasan waktu penggunaan.
“Kami perbolehkan siswa bawa HP tetapi kami atur ada screen timenya,” lanjutnya.
Adapun masa orientasi siswa di SRMA 35 Wonosobo akan berlangsung dua bulan. Wonosobo termasuk tahap 1B yang dimulai lebih lambat dibanding tahap 1A.
“Malam ini siswa sudah di asrama. Anak-anak sudah datang dari kemarin sore," imbuhnya.
Sementara itu, para orang tua siswa juga turut menyampaikan harapan dan rasa haru anak-anak akan menempuh pendidikan dan jauh dari rumah.
Salah satunya diungkapkan oleh Rohmawati yang merasa senang namun juga sedih. Namun ia berharap ini dapat menjadi gerbang anaknya dalam meraih kesuksesan.
"Ngga papa biar anak latihan mandiri. Mudah-mudahan jadi anak yang sukses bisa menjunjung orang tua. Harus nurut tata tertib sekolah," ungkapnya
Baca juga: Temukan Manuskrip Kuno, Kiai NU Bongkar H Mutahar Penggagas Paskibra Bukan Seorang Habib
Salah satu siswa, Nihayati Tamimah asal Mojotengah, juga mengungkapkan perasaannya yang akan bersiap menempuh pendidikan di SRMA 35 Wonosobo.
Meskipun sedih akan jauh dari orang tua namun ia bertekad akan belajar sungguh-sungguh demi masa depannya.
"Masih agak sedih tapi ada senengnya. Sedihnya karena baru pertama kali jauh dari orang tua. Senangnya ketemu teman baru dan sekolah baru.
Kemarin sudah nginep belum bisa tidur masih ingat orang tua," ucapnya mengungkapkan perasaannya.
Peluncuran Sekolah Rakyat ini menjadi langkah awal bagi upaya membangun pendidikan berbasis asrama yang mendukung kemandirian dan pembentukan karakter siswa.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah dan pusat, program ini diharapkan terus berkembang dan menjadi model pendidikan inklusif di masa depan. (ima)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.