Berita Jateng

Tangis Pilu Anak Yatim Disekap dan Dirantai di Boyolali, Kondisi Mengenaskan dan Kelaparan

Salah satu orang tua mereka telah tiada, sementara sang ibu bekerja di Jakarta demi menyambung hidup.

Penulis: dina indriani | Editor: khoirul muzaki
dok. Wabup Suyono
BAWA PULANG - Wakil Bupati Batang, Suyono saat menemui dua bocah asal Batang yang menjadi korban penyekapan.Suyono menyebut telah berkomunikasi dengan pihak di Boyolali untuk membawa pulang anak-anak tersebut dan berencana memondokkan mereka di Pondok Pesantren Darul Ulum milik Ketua MUI Batang di Desa Tragung, Kecamatan Kandeman. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Tangis pilu dua bocah asal Desa Klidang Wetan, Kecamatan Batang, yang disekap dan dirantai di Boyolali, mengetuk hati Wakil Bupati Batang, Suyono.


Tidak hanya prihatin, Suyono langsung turun tangan dan menjemput mereka.


“Ini bukan sekadar urusan birokrasi, ini soal nurani. Anak-anak ini harus kita selamatkan,” ujar Suyono, Selasa (15/7/2025).


Kedua anak malang itu diketahui telah dua tahun hidup dalam kondisi mengenaskan. 


Salah satu orang tua mereka telah tiada, sementara sang ibu bekerja di Jakarta demi menyambung hidup.


Merespons tragedi tersebut, Suyono menyebut telah berkomunikasi dengan pihak di Boyolali untuk membawa pulang anak-anak tersebut.


Ia berencana memondokkan mereka di Pondok Pesantren Darul Ulum milik Ketua MUI Batang di Desa Tragung, Kecamatan Kandeman.


“Saya biayai penuh sampai tuntas. Bahkan pagi tadi sudah saya koordinasikan langsung,” imbuhnya.


Tak hanya menyiapkan tempat tinggal dan pendidikan, Pemkab Batang juga berkomitmen memberikan pendampingan psikologis agar trauma mendalam yang mereka alami bisa perlahan dipulihkan.


“Dinas Sosial akan mendampingi mereka agar bisa kembali percaya diri dan melewati masa sulit ini,” imbuh Suyono.


Kasus tersebut viral pada Minggu 13 Juli 2025 malam di Masjid Darussalam, Dukuh Kacangan, Kecamatan Andong, Boyolali, Jawa Tengah.


Seorang bocah berusia 11 tahun yang tertangkap basah sedang berusaha mengambil kotak amal.

Baca juga: Rumah Masih Berlantai Tanah, Anak Penghafal Quran di Jepara Bisa Kuliah di UNS Berkat Kartu Sarjana


Ketika ditanya, Fajar hanya menunduk dan menjawab lirih, “Saya mau beli makanan buat adik saya yang kelaparan.”


Jawaban polos itu membuka tabir bahwa Fajar dan tiga anak lainnya dua dari Batang dan dua dari Semarang telah disekap di rumah milik Siswono Putro (65) di Dukuh Mojo, Kecamatan Andong. 


Mereka hidup seadanya, hanya mengandalkan singkong rebus sebagai makanan selama sebulan terakhir.


Faris (36), warga Dukuh Magersari, menjadi saksi pertama atas kondisi mengenaskan anak-anak tersebut.


Ia membawa Fajar pulang ke rumah itu dan terkejut melihat tiga anak lainnya tidur dengan kaki dirantai di luar ruangan.(din)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved