Berita Banyumas
Isi Liburan, Anak-anak di Panembangan Banyumas Kunjungi Dapur Produksi Sriping Pisang
Suara tawa bocah-bocah bersahutan, seakan menari bersama kepulan uap dari wajan besar di teras rumah sederhana milik Rusamsi (50).
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rustam Aji
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Aroma pisang yang manis bertemu desis minyak panas, mengisi udara Desa Panenbangan, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Sabtu (5/7/2025).
Suara tawa bocah-bocah bersahutan, seakan menari bersama kepulan uap dari wajan besar di teras rumah sederhana milik Rusamsi (50).
Sembilan pelajar SD dan SMP memilih libur kenaikan kelas kali ini belajar di dapur produksi sriping pisang khas Banyumas milik Rusami.
Alih-alih tenggelam dalam gawai atau melancong ke objek wisata, mereka menyibukan diri dengan mengupas, memarut, hingga mengemas sriping pisang.
"Awalnya susah, tapi seru. Senang karena ramai-ramai sama teman," ujar Raditya Alfairus seorang siswa kelas 5 SD sambil mengupas pisang-pisang.
Di sudut lain, Finisha Sekar siswa kelas 7 SMP sedang telaten menakar bumbu cokelat dan balado.
"Biasanya tinggal makan, sekarang tahu prosesnya. Panjang juga, ya," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com.
Setiap pagi, Rusamsi memulai proses pemilahan tandan pisang.
Kemudian perendaman iris tipis (dipasah) dalam larutan garam, hingga penggorengan pada suhu terjaga.
Anak-anak dilibatkan di setiap tahap mengenal kualitas bahan, teknik irisan, sampai standarnya 'krenyes' ketika digigit.
"Anak-anak ini melihat bagaimana bahan mentah berubah jadi produk siap jual," terang Rusamsi sambil meniriskan keripik ke baki anyaman bambu.
Mereka belajar proses, kerja sama, sabar, dan dasar kewirausahaan.
Permintaan sriping pisang buatan Rusamsi terus meningkat.
Terutama via pesanan daring dan warung oleh-oleh setempat.
Libur sekolah menjadi momen memanggil tenaga tambahan.

Rusami menjelaskan mereka itu adalah anak dari keponakan dari Tangerang dan ada yang dari Cilacap, juga anak-anak tetangga.
"Daripada libur hanya main game, membuat sriping ini mereka dapat ilmu dan pengalaman.
Saya pun terbantu," ucapnya, menutup plastik kemasan keripik atau seriping pisang merk Sudiana.
Menjelang senja, wajan dimatikan.
Bocah-bocah itu pulang menenteng sebungkus sriping hangat hasil tangan sendiri.
Selain itu mereka dapat kenangan tentang nilai kemandirian, tanggung jawab, serta kebersamaan.
Liburan sekolah di Desa Panenbangan membuktikan, belajar tak melulu di ruang kelas.
Kadang ia hadir di teras rumah sederhana, di antara tawa riang, wangi pisang, dan bunyi "kriuk" keripik yang baru diangkat dari minyak panas mengajarkan proses tak kalah penting dari hasil. (jti)
Honda It’s Time To School Sukses Menggandeng Enam Sekolah Penuh Talenta |
![]() |
---|
Pamit Sejak Pagi, Warga Getasan Kabupaten Semarang Ternyata Tercebur Sumur, Terjebak Hampir 30 Jam |
![]() |
---|
Ngeri, Kecelakaan di Simpang Bawen Kabupaten Semarang Libatkan 9 Kendaraan, 7 Orang Terluka |
![]() |
---|
Kopdes Merah Putih di Cilacap akan Dilaunching 10 Juli, Bupati Syamsul: Siap Kerja Sama dengan BUMD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.