Rencana Pembangunan Tol Pejagan Cilacap

Kades Wangon Sebut Belum Ada Tanda Proyek Tol Pejagan-Cilacap Dijalankan, Baru Sebatas Pemetaan

Kades Wangon, Supriyadi, menyebutkan berdasarkan survei awal Dinas PU Binamarga, ada 5 desa di Kecamatan Wangon yang bakal kena tol Pejagan-Cilacap

|
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rustam Aji
DOK DPMPTSP BANYUMAS
KAWASAN INDUSTRI SETI MADUKORO - Gambar rencana Kawasan Industri Seti Madukoro yang dibagikan DPMPTSP Banyumas di lamannya. Kawasan industri di Wangon ini akan berdiri di lahan seluas 54,84 hektare yang masuk wilayah tiga desa. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO -  Kecamatan Wangon disebut-sebut bakal menjadi salah satu daerah yang akan dilewati proyek tol Pejagan-Cilacap.

Di Kecamatan Wangon, sedikitnya kemungkinan ada lima desa yang diproyeksikan bakal terdampak trase tol yang menghubungkan Brebes hingga Cilacap tersebut.

Lima desa tersebut yakni Raweheng, Wangon, Randegan, Jurangbahas, dan Jambu.

Hal itu disampaikan Kepala Desa (Kades) Wangon, Supriyadi, Jumat (30/5/2025).

Kades Supriyadi menjelaskan hal itu berdasar survei Dinas Pu Binarmarga. 

Hanya saja, hingga kini belum ada pembahasan resmi terkait ganti rugi atau ganti untung lahan.

"Belum ada pembahasan soal ganti rugi atau ganti untung. Baru pemetaan dan mengumpulkan bahan saja, mana saja yang terlewati," jelasnya.

Untuk Desa Wangon sendiri, ia memastikan dampaknya relatif minim.

Pasalnya, dari hasil pemetaan sementara, hanya satu rumah dan sebuah gudang yang kemungkinan besar akan terkena proyek pembangunan tol.

"Selain itu, sisanya adalah lahan sawah tadah hujan. Beberapa milik desa, tapi ada juga yang milik perorangan," imbuhnya.

Wilayah Wangon sendiri saat ini masuk dalam rencana pengembangan kawasan industri.

Supriyadi menambahkan, akan ada akses jalan khusus yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk menunjang kawasan industri tersebut.

"Akses jalan tol dan jalan menuju kawasan pabrik itu beda. 

Kalau jalan masuk ke kawasan pabrik rencananya lewat Desa Randegan.

Jadi kalau nanti melewati rumah warga ya akan masuk itungan ganti rugi tersendiri," kata dia.

Baca juga: Warga Purbalingga Senang jika Tol Pejagan-Cilacap Terealisasi, Bisa Hemat Waktu ke Jakarta

Supriyadi juga mengungkapkan, saat ini belum terlihat tanda-tanda aktifnya proyek di lapangan.

"Biasanya kalau proyek mulai jalan, makelar tanah udah mulai keliling. Sekarang belum ada yang keliling, itu berarti belum mulai," ujarnya.

Sebagai informasi, proyek Jalan Tol Pejagan–Cilacap sepanjang 93,56 km ini ditujukan meningkatkan konektivitas wilayah utara dan selatan Jawa Tengah, mempercepat distribusi logistik, serta mendukung pengembangan kawasan industri dan pariwisata.

Di Banyumas, pemerintah daerah mengusulkan pembangunan exit tol di Ajibarang dan Wangon.

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono mengatakan telah mengajukan permintaan khusus kepada pemerintah pusat, yakni agar Banyumas mendapat hak menentukan lokasi pintu masuk dan keluar (exit toll) tol Pejagan–Cilacap. 

Hal ini penting, menurutnya untuk menunjang kawasan industri di wilayahnya yang selama ini terkendala akses infrastruktur.

"Yang jelas jalan tol itu akan menghidupi kawasan industri yang sedang kita gadang-gadang tapi enggak terealisasi karena infrastrukturnya belum mendukung," kata Sadewo.

Ia menyebutkan wilayah Ajibarang dan Wangon sebagai lokasi strategis untuk exit tol di Banyumas.

"Kalau memungkinkan dua-duanya, di Ajibarang dan Wangon. Tergantung bagaimana lobi-lobi yang kita lakukan," imbuhnya. 

Baca juga: Warga Brebes Senang Rencana Pembangunan Exit Tol Pejagan-Cilacap, Sawahnya Bakal Kena Proyek Tol

Karena dengan adanya jalan tol Pejagan-Cilacap investor akan lebih tertarik menanamkan modal di kawasan industri yang telah disiapkan oleh Pemkab Banyumas, khususnya di Kecamatan Wangon.

Pemerintah Kabupaten Banyumas berencana mengembangkan kawasan industri bernama Seti Madukoro Smart-Green Industrial Cluster.

Lokasinya di Desa Randegan dan Desa Wangon, Kecamatan Wangon, serta Desa Parungkamal, Kecamatan Lumbir.  

Proyek tol ini sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 dan dikeluarkan dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).

Namun, kini kembali masuk dalam PSN level 3, dan tercantum dalam Rencana Umum Jaringan Jalan Tol Kementerian PUPR periode 2025–2029.

Tahap awal proyek akan difokuskan pada pembebasan lahan dengan dukungan dari pemerintah daerah.

Pemerintah juga menjajaki pendanaan dari pihak swasta, salah satunya Guangxi Beibu Gulf Investment Group Co Ltd, perusahaan BUMN asal Tiongkok yang tengah menjajaki kerja sama dengan Kementerian PUPR. (jti)

Baca juga: Aset Kebondalem Banyumas, dari Pusat Transportasi Menuju Jantung Ruang Publik Purwokerto

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved