Berita Jateng
Sewa Kain di Jalur Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho Jadi Polemik
Pengenaan biaya terhadap pendaki tersebut diketahui di luar biaya retribusi di basecamp pendakian.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Belakangan adanya penarikan biaya tambahan untuk penggunaan kain di Jalur Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho Kecamatan Jenawi menjadi sorotan.
Pendaki dikenakan biaya sebesar Rp 5.000 per orang untuk mengenakan kain saat berada di posko wilayah Desa Anggrasmanis atau di sekitar Pos 1.
Pengenaan biaya terhadap pendaki tersebut diketahui di luar biaya retribusi di basecamp pendakian.
Kepala Disparpora Karanganyar, Hari Purnomo menyampaikan, audiensi yang melibatkan sejumlah pihak telah digelar untuk menindaklanjuti adanya keluhan dari para pendaki mengenai retribusi tersebut pada hari ini.
Audiensi dihadiri oleh pihak Perhutani, Relawan, Forkopimcam, Kepala Desa Gumeng, Kepala Desa Anggrasmanis, Relawan, dinas terkait dan Jayadi selaku pengelola posko retribusi sewa kain tersebut.
"Alhamdulillah hasilnya sepakat, Pak Jayadi pengelola yang dianggap pungutan itu sudah menyatakan mulai hari ini sudah menutup, tidak mengadakan kegiatan operasionalnya," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Selasa (6/5/2025) petang.
Baca juga: Bill Gates Besok Temui Prabowo Terkait Program Makan Bergizi Gratis, Ada Urusan Apa?
Di sisi lain pengelola posko sewa kain itu juga telah membuat surat pernyataan. Dia menerangkan, dinas hanya memfasilitasi audiensi tersebut. Pasalnya posko tersebut berada di kawasan Perhutani. Posko tersebut dikelola oleh beberapa orang dan belum mendapatkan izin dari Perhutani.
Relawan Cetho, Eko mengatakan, adanya sewa kain oleh sekelompok orang itu aktif sejak 2022. Memang banyak pendaki yang komplain terkait aturan itu.
Sepengetahuannya, uang sebesar Rp 5.000 per orang itu digunakan pengelola untuk biaya perawatan. Lebih lanjut, sedangkan penggunaan kain itu sepengetahuannya digunakan untuk menjaga kesakralan.
"Menjaga kesakralan katanya untuk kain itu," terangnya.
"Pendaki banyak yang komplain manfaatnya kain itu apa, naiknya pakai kain. Kalau itu menjaga kesakralan, turunnya kok tidak pakai kain," imbuhnya. (Ais).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.