Berita Pati

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Pati, 20 Ternak Dilaporkan Mati. Ini Antisipasi Dispertan

Kasus PMK kembali ditemukan di Pati, Jawa Tengah. Dari 125 kasus yang dilaporkan, 20 ternak di antaranya mati karena gejala PMK.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DISPERTAN PATI
Petugas Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati menyemprotkan disinfektan untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar Hewan Margorejo, Pati, Jawa Tengah, Kamis (2/1/2025). 

Andi berpesan pada masyarakat, jika mendapati hewan ternak yang sakit agar segera melapor ke petugas Dinas Pertanian, baik dokter hewan maupun mantri hewan di kecamatan. Bisa juga melalui media sosial atau mendatangi kantor Dispertan.

"Karena, selama ini, masih banyak peternak yang memanggil petugas yang bukan dari kami, jadi ilegal."

"Kalau petugas ilegal, biasanya pengobatan tidak tuntas dan tidak punya latar belakang pendidikan tertentu sesuai pekerjaan yang dilakukan," jelas dia.

Andi melanjutkan, adapun petugas Dispertan memiliki dasar pendidikan kesehatan hewan sehingga bisa memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat. Pengobatannya pun bisa sampai tuntas.

Diduga Tertular Ternak Luar Daerah

Dia mengatakan, melihat kondisi lalu-lintas ternak yang sangat dinamis di Pati, ada kemungkinan jumlah kasus akan meningkat.

Namun demikian, semaksimal mungkin pihaknya melakukan antisipasi dengan membagikan disinfektan.

Penyemprotan disinfektan adalah langkah pencegahan penularan PMK yang bisa dilakukan secara mandiri oleh peternak.

"Untuk vaksinasi, sampai sekarang belum ada informasi. Hasil vaksinasi tahun kemarin, ternak yang divaksin memang cenderung lebih aman," kata dia.

Andi menerangkan, penularan PMK biasanya terjadi jika ada ternak baru yang masuk kandang.

"Memang ada ternak baru dari luar daerah yang tidak divaksin, masuk ke Pati malah menularkan ke tempat kita," ucap dia.

Jika telanjur terkena PMK, ternak memang harus diobati dengan terapi tertentu oleh dokter hewan maupun mantri hewan setempat.

Meski cukup banyak laporan masuk, Andi menegaskan bahwa kasus PMK tahun-tahun lalu lebih banyak.

Kasus tahun 2024 hingga awal 2025 ini tidak separah sebelumnya lantaran telah dilakukan langkah antisipasi dengan vaksinasi.

Namun demikian, Andi tidak menampik bahwa tetap ada kepanikan di kalangan peternak.

Mereka panik sehingga menjual ternaknya dengan harga murah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved