Berita Wonosobo

Cicipi Kopi Gunung Windu Wonosobo, Ada Rasa 7 Rempah dan Jamu, Ekspor ke Australia-China

Kopi Gunung Windu khas Wonosobo menjadi salah satu produk unggulan di daerah ini.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: mamdukh adi priyanto
Imah Masitoh/TribunBanyumas.com
Sutikno warga Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo produsen kopi Gunung Windu yang menjadi satu kopi unggulan di Wonosobo. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Berbagai jenis tanaman kopi tumbuh baik di alam Wonosobo. Kopi Gunung Windu khas Wonosobo menjadi salah satu produk unggulan di kota dingin ini.

Kopi Gunung Windu menjadi ikon di lereng Gunung Windu, Desa Windusari, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo.

Sutikno menjadi sosok penting di balik eksisnya kopi Gunung Windu yang sudah dikenal hingga mancanegara ini.

Baca juga: Eksotisme Kawasan Mangrove Muara Kali Ijo Kebumen, Bisa Sesap Kopi Mangrove

Sutikno warga Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo produsen kopi Gunung Windu yang menjadi satu kopi unggulan di Wonosobo.
Sutikno warga Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo produsen kopi Gunung Windu yang menjadi satu kopi unggulan di Wonosobo. (Imah Masitoh/TribunBanyumas.com)

Melalui kedai kopi miliknya ini, masyarakat hingga wisatawan luar kota dapat menikmati aroma nikmat kopi Gunung Windu. 

Selain cita rasa kopinya, suasana kedai kopi milik Sutikno juga memberikan pengalaman yang tak terlupakan dengan view waduk Wadaslintang.

Selain bisa mencoba langsung di kedai miliknya, pengunjung juga bisa membeli semua produknya di tempat yang sama.

Lokasi kedainya berada di Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo.

Baca juga: Fenomena Kopi Gerobak Keliling di Kota Semarang, Daya Tarik Bagi Gen Z dan Milenial

Sutikno mengatakan, kopi Gunung Windu sudah ada sejak dahulu, secara turun temurun terus dikembangkan hingga saat ini.

Sejak tahun 2012 silam Sutikno memulai merintis usaha kopinya dengan mulai menjual biji kopi kering dari kebunnya sendiri.

Seiring waktu ia ingin meningkatkan harga jual kopinya dengan mulai mengolahnya sendiri menjadi produk yang siap jual di pasaran.

"Di daerah saya kan pegunungan namanya Gunung Windu."

"Di sekitar gunung itu banyak ditanami kopi. Jadi saya mengambil nama kopi saya dari tempat saya kopi Gunung Windu," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com.

Lahan seluas kurang lebih 3 hektare miliknya ditanami kopi arabika.

Ia juga menjalin kemitraan dengan 50 petani di tempatnya untuk memenuhi permintaan pasar.

Baca juga: Meotel Purwokerto by Dafam Hadirkan Promo Oktober Spesial: Kopi, Kuliner, dan Penginapan Mewah!

"Sekali roasting bisa 10-20 kilogram tergantung permintaan kalau ada pesan lumayan bisa 50 kilogram sampai 1 kuintal," ungkapnya.

Ekspor Australia-China

Berkat keuletannya pada tahun 2019 ia berhasil mengekspor kopinya hingga ke Australia dan Cina.

"Ekspor waktu itu pernah ke China dan Australia lewat jalur ekspor Jateng."

"Tapi setelah Covid-19, saya jarang ekspor."

"Namun, tahun ini saya berkeinginan mulai ekspor lagi," ucapnya.

Tidak kehabisan akal, selain kopi arabika, Sutikno juga menciptakan varian kopi lain seperti kopi robusta, kopi tubruk, kopi 7 rempah, dan jamu.

Baca juga: Hadir Bagi Pecinta Kopi, Astra Motor Yogyakarta Berkolaborasi dengan Space Roastery

Kopi 7 rempah menjadi salah satu yang banyak dicari pengunjung saat ke kedainya.

Beberapa dengan cita rasa biasanya, kopi 7 rempah ini dicampur dengan bahan rempah alami seperti daun pandan, cengkeh, kapulaga, kemukus, kayu manis, jintan, dan serai.

"Jadi karena di tempat saya kalau di bawah pohon kopi kebanyakan terdapat tanaman empon-empon atau rempah-rempah sehingga saya coba buat mencampurkan bahan bahan itu," ucapnya.

Semua produk olahannya baik kopi ataupun jamu sudah mengantongi sertifikat PIRT dan halal.

Harga perbungkus dibanderol mulai harga Rp25.000. (*)

Baca juga: Meriahnya Festival Kopi Purbalingga, Diramaikan Para Pebisnis Kopi dari Luar Kota

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved