Pilbup Banyumas 2024

Didukung Semua Parpol Parlemen, Kenapa Suara Sadewo-Lintarti di Pilkada Banyumas Tak Maksimal?

Dukungan semua parpol di parlemen nyatanya tak membuat perolehan suara pasangan Sadewo-Lintarti di Pilkada Banyumas maksimal. Apa yang terjadi?

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Calon bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono dan istri menunjukkan kertas suara saat menggunakan hak pilih di TPS 07 Kelurahan Purwokerto Kulon, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (27/11/2024). Pasangan Sadewo-Lintarti unggul sementara dalam perolehan suara hasil hitung cepat Pilkada Banyumas. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Dukungan dari semua partai politik (parpol) di parlemen nyatanya tak membuat pasangan Sadewo Tri Lastiono-Dwi Asih Lintarti menang telak di Pilkada Banyumas.

Bahkan, hasil hitung cepat Desk Pilkada Pemkab Banyumas, pasangan Sadewo-Lintarti hanya mendapat 59,21 persen suara yang masuk.

Sementara, kotak kosong mendapatkan 40,79 persen suara.

Selisih suara keduanya kurang dari 20 persen, tepatnya 18,42 persen.

Lantas, apa yang menyebabkan suara Sadewo-Lintarti tak maksimal?

Mesin Partai Tak Kompak Bergerak

Ketua Tim Pemenangan Sadewo-Lintarti yang juga Ketua DPC PDIP Banyumas, dr Budhi Setiawan mengatakan, hitung cepat yang dilakukan sejumlah pihak bukanlah hasil akhir. 

Dari perhitungan internal tim pemenangan, Budi menyebut, Sadewo-Lintarti unggul dari kotak kosong dengan perolehan 65 persen suara.

"Prediksi kami, nanti, setelah selesai (perhitungan suara KPU), mungkin (pasangan Sadewo-Lintarti mendapat suara) antara 65 persen dan 35 persen."

"Saya yakin, pasti menang."

"Kalau sudah pada posisi ini, turun naiknya ga begitu banyak," kata Budi.

Baca juga: Hitung Cepat Desk Pilkada Banyumas: Selisih Suara Sadewo-Lintarti dan Kotak Kosong Hanya 18 Persen

Meski begitu, Budi mengakui, hal ini tak sesuai dengan target awal.

Dia mengatakan, ada mesin partai pendukung yang tak bergerak.

Berdasarkan analisanya, perolehan suara Sadewo-Lintarti saat ini tidak ekuivalen dengan dukungan partai politik pengusung Sadewo-Lintarti.

Padahal, dirinya telah mengingatkan partai politik yang sepakat mendukung Sadewo-Lintarti menyampaikan kepada kader di bawah.

Seperti diketahui, Sadewo-Lintarti diusung 12 partai politik (parpol), termasuk seluruh parpol pemilik kursi di parlemen.

Kedua belas parpol pengusung tersebut adalah PDI Perjuangan, PKB, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Nasdem, PAN, PPP, PKS, Partai Gelora, Partai Demokrat, Perindo dan Partai Ummat.

Pantauan Budi di lapangan, ada beberapa tempat pemungutan suara (TPS) dimana anggota DPRD Banyumas tinggal tetapi justru Sadewo-Lintarti kalah dari kotak kosong.

"Berarti, kesimpulannya kan (anggota dewan tersebut) tidak bekerja."

"Ya, kita pasti juga melihat basis-basis dukungannnya si A dimana walaupun secara partai mereka mendukung tapi di basis, mereka berangkat dari dapil mana kan harusnya ekuivalen, tapi ternyata tidak," ungkap Budi.

Sebenarnya, pihaknya sudah beberapa kali melakukan koordinasi dengan harapan semua kader partai lain ikut bergerak.

Khusus untuk PDI Perjuangan, Budi meyakini seluruh kader bergerak.

Mengingat, Sadewo merupakan kader partai.

"Jadi, di sini, apakah kader di bawah tidak nurut atau bagaimana, kami tidak ngerti."

"Tapi, kalau dengan melihat dukungan dari masyarakat yang sudah mencapai 60 persen lebih, menurut kami, sudah bagus," katanya. 

Baca juga: Bikin Ketar Ketir! Hasil Pilkada Banyumas: Kotak Kosong Ungguli Sadewo-Lintarti di TPS Perkotaan

Ia memaklumi bahwa untuk disukai seluruh masyarakat, sudah pasti tidak ada.

Dengan dukungan 60 persen lebih sudah cukup bagus dan berarti suara 60 persen lebih suara yang riil.

Pengaruh Kampanye di Medsos

Budi mengatakan, media sosial memiliki pengaruh cukup besar.

Seperti diketahui, kampanye kotak kosong di dunia maya cukup masif.

Terkait hal ini, pihaknya akan melakukan evaluasi agar ke depan lebih baik.

"Partai kan punya basis dukungan massa sehingga kalau orang sudah fanatik dengan Partai X, misalnya di basis dukungan orang PDIP, walaupun digempur seperti apa, menurut kami, mereka tetap mendukung PDIP."

"Jadi, partai lain pun mungkin demikian, walaupun elitnya mendukung tapi ternyata di bawah tidak juga," katanya. 

Dia mengatakan, target awal kemenangan Sadewo-Lintarti dipatok 80 persen. 

Akan tetapi, hasil di lapangan terlihat berbeda.

Ia melihat, orang-orang yang mendukung kotak kosong kebanyakan adalah orang-orang yang kecewa dan gagal.

"Jadi, akhirnya, yang penting beda dan juga ada orang yang mungkin sekedar ikut-ikutan."

"Tapi, kami sudah cukup puas dengan masyarakat Banyumas. Kami mengucapkan terima kasih pada yang sudah mendukung sekitar 61 persen," kata Budi. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved