Berita Jateng

Serum Anti Bisa Ternyata Langka, Begini Cara Medis Tangani Korban Gigitan Ular

Tetapi ketika terdapat kasus orang digigit ular dan membutuhkan serum tersebut, maka pihaknya bisa mengupayakan

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: khoirul muzaki
ISTIMEWA
Petugas Damkar Jepara mengevakuasi ular piton sepajang 3 meter yang bersembunyi di saluran pembuangan warga di Desa Bulu RT 01 RW 01, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jateng, Rabu (3/7/2024). (Ilustrasi) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SLAWI - Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Soeselo Slawi dr. Teguh Sukma Wibowo menjelaskan stok Serum Anti Bisa Ular atau SABU untuk saat ini tergolong jarang. 


Tetapi ketika terdapat kasus orang digigit ular dan membutuhkan serum tersebut, maka pihaknya bisa mengupayakan dengan menghubungi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.  


Hal itu disampaikan dr. Teguh Sukma Wibowo, saat ditemui Tribunjateng.com di dekat Gedung IGD RSUD dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal, pada Kamis (19/9/2024). 


"Kalau membahas stok Serum Anti Bisa Ular atau SABU saat ini tergolong jarang. Tetapi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ada stoknya, sehingga ketika ada kasus-kasus gigitan ular kami berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Provinsi, bahkan langsung dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Insyaallah dalam waktu singkat bisa segera mendatangkan serum anti bisa ular," ungkap dr. Teguh Sukma, pada Tribunjateng.com. 


Dijelaskan dr. Teguh, serum anti bisa ular terdapat berbagai varian seperti monovalen dan polivalen. 

Baca juga: Tiga Wisatawan Terseret Ombak di Samudera Hindia, Seorang Masih Dicari


Sehingga dengan cara mengenal atau memperkirakan gigitan jenis ular apa, sangat membantu terutama dalam hal menentukan varian serum apa yang harusnya diberikan kepada orang yang digigit ular.


Seperti pada kasus yang belum lama terjadi yaitu anak berusia 8 tahun warga Desa Dukuh Benda, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal meninggal dunia setelah koma enam hari karena digigit ular Welang. 


Menurut dr. Teguh pada kasus tersebut, pihaknya melakukan upaya penanganan semaksimal mungkin dengan mendatangkan Serum Anti Bisa Ular dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng sebanyak 10 vial. 

Baca juga: Dicemaskan Keluarga karena tak Pulang, Warga Sidomukti Kebumen Meninggal di Sawah


Sedangkan dari Kemenkes RI sebanyak 15 vial, sehingga total ada 25 vial yang disiapkan.


"Bahkan Dr. dr Tri Maharani, M.Si.Sp.EM selaku dokter spesialis toksinologi ular berbisa di Indonesia, datang langsung ke RSUD dr Soeselo Slawi untuk menangani pasien anak yang digigit ular, sekaligus membawakan Serum Anti Bisa Ular sebanyak 15 vial," terang dr. Teguh Sukma. (dta) 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved