Berita Jateng

Mulai H-10 hingga H+10 Lebaran, Seluruh Pekerjaan Jalan Nasional Harus Berhenti untuk Arus Mudik

Pihaknya memberhentikan pekerjaan rekonstruksi selama arus mudik lebaran

ist/dok pemkab batang
Pekerja dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kementerian PUPR melakukan perbaikan di beberapa lubang jalur Pantura Batang. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG-Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY kebut perbaikan ruas jalan berlubang selama menjelang arus mudik lebaran.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jateng-DIY Rien Marlia mengatakan H-10 hingga H+10 sudah tidak ada lagi alat berat yang bekerja. Pihaknya memberhentikan pekerjaan rekonstruksi selama arus mudik lebaran.


"Kami selalu memberikan rambu-rambu kepada pengguna jalan di lokasi proyek belum selesai. Kami juga mendirikan 22 posko yang tersebar di Jateng dan DIY," jelasnya, Rabu (27/3/2024).


Paska banjir, pihaknya menyebut ruas jalan dari arah Semarang menuju Kudus telah bisa dilalui kendaraan. Pihaknya saat ini terus melakukan perkerasan jalan (overlay).

Baca juga: 3 Hal Ini Bisa Memperpendek Umur Aki Mobil, Begini Langkah Pencegahannya


"Pada hari Minggu kami melakukan pembersihan, penutupan lubang, lalu kami overlay menggunakan aspal," tuturnya.


Menurutnya saat ini overlay dilakukan dari arah  Kudus ke Semarang. Rencananya  selesai pada tanggal 30 Maret dengan jarak 1,4 kilometer.


"Kemudian  dari arah Semarang ke Kudus pada tanggal 31 Maret dengan jarak hanya 300 meter saja dan bisa diselesaikan hari itu juga," ujarnya.


Tak hanya itu, penutupan lubang juga dilakukan di Pantura Barat. Adanya lubang jalan harus ditutup di ruas jalan itu.


"Di wilayah itu juga banyak pekerjaan holding. Kalau itu rekonstruksi H-10 kami stop. Kami akan mengerahkan tim untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan," tuturnya.

Baca juga: Alasan Polda Jateng tak Terlibat dalam Penggerebekan Pabrik Pil Koplo di Semarang oleh BPOM


Di sisi lain, ia menyebutkan banjir melanda Demak menyebabkan kerugian pekerjaan overlay yang dilaksanakan tahun ini dalam kontrak mengelupas semua. Dirinya menganggap hal itu merupakan force majeure (keadaan darurat).


"Harapannya di masa mudik meskipun ada prediksk BMKG akan ada cuaca ekstrim tidak terjadi bencana banjir lagi," tuturnya.(rtp)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved