Perang Palestina Israel

Bisa Bertahan Hadapi Pertempuran, Hamas Beri Israel 3 Pilihan Jika Tak Setop Agresi di Jalur Gaza

Hamas Palestina menegaskan tak akan melakukan negosiasi sebelum Israel berkomitmen menghentikan agresi di Jalur Gaza.

Editor: rika irawati
TRIBUNNEWS/AFP/John MACDOUGALL
Gambar yang diambil dari Israel selatan, dekat perbatasan dengan Jalur Gaza ini menunjukkan asap mengepul dari gedung-gedung setelah terkena serangan Israel dalam pertempuran antara Israel dan militan Hamas, pada Jumat (1/12/2023). Hamas memastikan tak akan membahas negosiasi sebelum Israel berkomitmen menghentikan agresi di Jalur Gaza. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, GAZA - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Palestina menegaskan tak akan melakukan negosiasi sebelum Israel berkomitmen menghentikan agresi di Jalur Gaza.

Bahkan, Petinggi Hamas Osama Hamdan memberikan tiga pilihan kepada Israel jika agresi itu terus berlanjut.

Osama Hamdan menyoroti kegagalan Israel membebaskan sandera di Jalur Gaza dan malah menembak tiga sandera yang merupakan warga Israel pada Jumat (15/12/2023) lalu.

"Posisi kami tegas, yaitu tidak ada pembicaraan negosiasi sebelum menghentikan agresi," kata Osama Hamdan kepada Al-Mayadeen, Minggu (17/12/2023).

Dia juga menegaskan, Hamas mampu bertahan selama berbulan-bulan melawan Israel.

"Pendudukan mempunyai pilihan berikut: pilihan (Gilad) Shalit, pilihan tentara yang terbunuh oleh peluru rekan-rekan mereka, atau pilihan Ron Arad," kata Osama Hamdan menyebutkan apa yang terjadi pada tentara Israel di masa lalu.

Baca juga: Distribusi Bantuan bagi Warga Gaza Bakal Lebih Lancar, Israel Izinkan Pembukaan Jalur Kerem Shalom

Gilad Shalit adalah seorang tentara Israel yang diculik Brigade Al-Qassam pada 2006.

Israel mencoba menemukan Gilad Shalit selama bertahun-tahun sambil terus melancarkan lebih dari satu agresi terhadap Jalur Gaza.

Hingga akhirnya, Hamas menukarnya dengan lebih dari seribu tahanan pada tahun 2011, termasuk Yahya Sinwar, pemimpin Hamas saat ini.

Sementara, Ron Arad adalah pilot Israel yang jejaknya hilang di Lebanon setelah pesawatnya ditembak jatuh pada tahun 1986.

"Israel tidak mampu mengakses informasi penting apa pun tentang nasibnya (Ron Arad)," kata Osama Hamdan.

Osama Hamdan menambahkan, posisi Hamas jelas dan tidak akan melakukan negosiasi sebelum adanya kesepakatan gencatan senjata.

Osama Hamdan berpendapat, Israel gagal mencapai semua tujuan mereka sepanjang pertempuran sejak 7 Oktober 2023.

"Tidak ada yang tahu bagaimana Sinwar mengelola pertempuran dan para pemimpin merasa nyaman dalam mengelolanya. Ada keselarasan kerja antara kepemimpinan Hamas dan kepemimpinan Brigade Qassam," katanya.

Petinggi Hamas itu menilai, pernyataan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengungkapkan perselisihan antara Israel dan AS hanya terlihat di luar dan bukan apa yang sebenarnya terjadi.

Baca juga: Korban Tewas di Gaza Hampir 18 Ribu Orang, Israel Lakukan Serangan dan Gerebek Kamp Pengungsi

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved