Berita Banyumas
Harga Kedelai Tembus Rp12.550 Per Kilogram Bikin Pengusaha Tempe di Banyumas Menjerit
Sejumlah perajin tempe di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas mengeluh dengan tingginya harga kedelai saat ini.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Sejumlah perajin tempe di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas mengeluh dengan tingginya harga kedelai saat ini.
Salah satu perajin tempe di RT 4 RW 4, Desa Pliken, Imam (45) mengatakan saat ini harga kedelai berada di angka Rp12.550 per kilo.
"Sekarang 12.550 per kilo kedelai dan ini adalah kedelai impor.
Naiknya sudah sejak 1 bulan dari awalnya Rp10.600," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (9/11/2023).
Imam mengatakan menurutnya daya beli masyarakat sedang ambruk.
Baca juga: Bupati Kebumen Minta 13 Pejabat Terlantik Bekerja dengan Riang Gembira
"Kalau saya jual buat tempe mendoan Rp600 per bungkus, sedangkan tempe Muntuk Rp600 per bungkus," terangnya.
Dia juga menjual tempe mendoan bungkusan plastik yang dijualnya Rp12 ribu per kilo.
Karena mahalnya harga kedelai, tingkat produksi juga menurun.
Awalnya ia bisa memproduksi hingga 70 kilo, tetapi saat ini mentok hanya 50 kilo per hari.
Ada juga permasalahan lain yang dihadapi seperti susahnya mendapat daun sebagai pembungkus tempe.
"Daun juga sudah sulit dicari karena kemarau dan kering.
Baca juga: Tungku Menyala Saat Ditinggal, Rumah di Garung Wonosobo Terbakar
Sekilonya daun sekarang Rp5 ribu
Ada alternatif kertas minyak tapi suhu lebih panas dan kualitas juga kurang," katanya.
Dia sudah membuka usaha sejak 2005 yang dikerjakan saat bersama istri dan ibunya.
Dia biasa menjual tempe hasil produksinya hingga Purbalingga dan Bobotsari. (jti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.